Mohon tunggu...
Aura Kayla
Aura Kayla Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jenang Gempol Bu Tum: Setia pada Rasa, Setia pada Warisan

25 Desember 2024   13:22 Diperbarui: 25 Desember 2024   13:22 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenang gempol bu Tum, warisan turun temurun (Sumber: Aura Kayla C.P)

Banyak pelanggan mengakui bahwa cita rasa jenang gempol ini berbeda dengan jenang lainnya. "Rasanya itu autentik, seperti ada cerita di setiap gigitannya," ujar seorang pelanggan yang sudah bertahun-tahun menjadi penikmat jenang gempol ini.

Lebih dari sekadar makanan, jenang gempol adalah simbol kehangatan dan kebersamaan. Di setiap pembuatan, ada proses yang melibatkan banyak tangan, mulai dari menggiling beras, memeras santan, hingga memasak jenang di atas tungku tradisional. Tidak jarang, jenang gempol juga menjadi bagian dari berbagai acara. Dalam acara-acara tersebut, jenang gempol menjadi simbol rasa syukur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Di tengah gempuran makanan modern dan tren kuliner baru, jenang gempol tetap berdiri kokoh. Namun, sang pemilik menyadari bahwa regenerasi adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan tradisi ini. "Saya berharap anak-anak muda mau belajar dan meneruskan," ujarnya. Ia juga berharap pemerintah dan komunitas lokal memberikan dukungan lebih, baik dalam bentuk pelatihan maupun promosi.

Dengan semangat yang tak pernah padam, jenang gempol ini terus melangkah ke depan. Di setiap mangkuknya, ada cerita tentang kerja keras, cinta, dan dedikasi. Jenang gempol bukan hanya sebuah makanan, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan masyarakat Bantul.

"Semoga jenang ini tetap menjadi bagian dari kehidupan kami, dan bisa dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya," tutup sang pemilik dengan penuh harapan. Dari dapur kecil di Bantul, jenang gempol terus mengukir kisahnya, menjadi penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun