Mohon tunggu...
Aura Fayza
Aura Fayza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student, UIN Jakarta

Saya menyukai Fotografi dan juga Musik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Caddy Golf: Antara Perjuangan dan Stigma Masyarakat

22 Juli 2024   07:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   07:20 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 21 Juli 2024 - Di balik gemerlap dunia olahraga golf yang identik dengan kemewahan, terdapat sebuah perjuangan yang sering terlupakan. Para caddy, yang bertugas mendampingi pemain golf, membawa beban tanggung jawab besar sambil menghadapi stigma negatif dari masyarakat.

Para caddy tidak hanya membawakan tas golf dan memberikan saran permainan kepada pemain. Mereka harus menguasai peraturan permainan golf, seluk-beluk padang golf, dan strategi bermain yang sesuai. Selain itu, caddy golf juga harus memiliki pengetahuan tentang pemilihan tongkat golf dan jarak antar lubang. Namun, dedikasi kerja keras mereka sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat. 

Arlianty Lian, seorang caddy golf berusia 30 tahun, membagikan pengalamannya. "Bekerja menjadi caddy itu melelahkan, bekerja di bawah terik matahari, menghadapi hujan deras pula, selain itu sering kali mendapat ucapan tidak mengenakkan dari para pemain. Namun masyarakat sering kali memandang sebelah mata pekerjaan caddy." ungkap Lian. 

Tidak hanya berjuang dengan kondisi kerja yang menantang, Para caddy juga mendapat penghasilan yang tidak sesuai dengan kerja keras yang telah mereka lakukan. Biasanya pekerja caddy mendapat penghasilan dari tip yang diberikan oleh para pemain yang dilayani. Tentu saja penghasilan tersebut tidak menentu, bisa menjadi penghasilan dengan jumlah besar dan bisa juga menghasilkan penghasilan yang sedikit. 

Stigma negatif dari masyarakat menjadi beban tersendiri bagi para pekerja caddy golf. Banyak orang yang memandang rendah profesi ini dan menganggap pekerjaan caddy tidak lebih dari pekerjaan yang buruk. Andri Jaelani salah satu masyarakat yang tinggal dekat wisata golf Knightland Cilangkap, mengakui bahwa stigma negatif tersebut masih ada di kalangan masyarakat. "Sebagian masyarakat emang sering bilang bahwa pekerjaan caddy ga baik, bahkan saya pernah dengar kalau pekerja caddy biasanya adalah selingkuhan dari para pemain." ujar Andri.

Namun bagi Andri sendiri ia tidak memandang pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan yang buruk. "Semua pekerjaan itu baik, tergantung orang menjalaninya. Jika memang ia tergiur terhadap suatu yang salah ya itu dari pribadinya. Tidak bisa di sama ratakan antara semua pemain caddy." tambahnya.

Masyarakat seharusnya dapat lebih menghargai profesi caddy dan melihat perjuangan mereka dari sudut pandang yang lebih manusiawi. Bagaimanapun, para caddy memiliki peran penting dalam kesuksesan dan kemajuan dalam olahraga golf di Indonesia. Melalui penghargaan dan pengakuan yang layak, diharapkan stigma negatif dari masyarakat terhadap profesi caddy dapat berkurang, dan perjuangan para caddy bisa lebih dihargai dan tidak dipandang sebelah mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun