Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia membersamai Irak setelah berhasil mendapat peringkat kedua Grup F saat melawan Filipina. Kemenangan ini berhasil membawa Indonesia berada dalam Grup C bersama Arab Saudi, Australia, Bahrain, China, dan Jepang. Momentum ini membuat supporter Timnas merasakan euforia atmosfer piala dunia yang sudah lama dinantikan. Walaupun harus memperebutkan posisi unggul di putaran ketiga kualifikasi, tetapi perasaan bangga akan pencapaian Timnas sangat luar biasa bagi Indonesia. Tentu saja tidak sedikit hambatan terjadi saat ajang putaran ketiga kualifikasi ini. Lalu, bagimana euforia dan komplikasinya?
Kilas Balik dan Euforia Pertandingan
Laga bersama Grup C dimulai pada Jumat (6/9/24) yang mempertemukan Indonesia dengan Arab Saudi di King Abdullah Sports City Stadium. Berkat gol dari Sandy Walsh menit ke-19, Indonesia unggul memimpin. Tampaknya gol pertama Indonesia membuat pelatih dari Timnas Arab Saudi, Roberto Mancini, sedikit khawatir karena berhasil mengungguli Timnas Arab Saudi. Kemudian pada menit 45+3, Arab Saudi berhasil menyamakan kedudukan dan pertandingan berakhir dengan skor seri 1-1. Pada Selasa (10/9/24), Indonesia bertemu Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Laga berakhir seri 0-0, tetapi supporter Indonesia antusias karena timnas berhasil menyamakan kedudukannya dengan timnas langganan piala dunia itu. Berkat skor seri, Indonesia memperoleh tambahan satu poin dan naik peringkat. Sementara itu supporter Australia merasa malu karena bagi Indonesia seri adalah kemenangan, tetapi bagi mereka seri adalah kekalahan. Berkat hal ini terus dibahas di media Australia dan terus didemo oleh fans, pelatih Timnas Australia, Graham Arnold, mengundurkan diri dari jabatannya pada 19 September 2024.
Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia 2026 pada bulan September membawa nama Indonesia melambung tinggi di kancah internasional, pasalnya Indonesia tampil apik serta kabar kedatangan Mees Hilgers dan Eliano Reijnders untuk bermain bersama Squad Garuda menggemparkan jagat media pecinta bola. Pemain dengan posisi bek dan gelandang tersebut digadang-gadang mampu memperkuat Timnas Indonesia untuk pertandingan yang akan datang.
Kontroversi Laga Melawan Timur Tengah
Pada Kamis (10/10/24), Indonesia dipertemukan dengan Bahrain di Stadion Nasional Bahrain untuk melanjutkan laga putaran ketiga. Laga baru memasuki menit awal, debut Malik Risaldi disambut dengan mengalami cedera di pelipisnya saat berbenturan dengan pemain Bahrain, Waleed Alhayam. Cedera tersebut membuat pelipis Malik Risaldi terluka, mengakibatkan darah mengucur banyak sehingga harus diperban. Pertandingan pun sempat terhenti sejenak guna memaksimalkan pertolongan pertama kedua pemain tersebut.
Permainan Bahrain berlangsung baik hingga tercipta gol pada menit ke-15 oleh Mohamed Marhoon yang membuat Bahrain unggul selangkah dari Indonesia. Namun, setelah gol pertama Bahrain tercipta, laga tersebut berubah menjadi laga penuh drama yang terkesan membuang-buang waktu dengan seringnya pemain Bahrain terjatuh dan terguling. Tindakan ini dinamakan dengan diving, yaitu tindakan berpura-pura jatuh untuk mendapatkan keuntungan dari wasit untuk merugikan lawan. Hal tersebut bukanlah hal yang mengejutkan di kalangan penggemar sepak bola lantaran banyaknya drama yang tercipta saat bertanding dengan negara-negara Timur Tengah. Walaupun sudah tidak asing lagi, tetapi diving yang dilakukan Timnas Bahrain sangat menganggu jalannya pertandingan. Kabar baiknya, Ragnar Oratmangoen berhasil mencetak gol pertama mengimbangi Bahrain pada menit 45+3.
Di babak kedua, pertandingan masih dipenuhi diving Bahrain mengakibatkan tiga pemain Indonesia mendapat kartu kuning. Namun, Timnas Indonesia tetap optimis dan pada menit ke-74 Rafael Struick berhasil mencetak gol indah yang membuat Indonesia berada dalam posisi unggul 2-1 di atas Bahrain. Selama pertandingan berlangsung, Timnas Indonesia berusaha dengan baik mempertahankan lini pertahanan belakang hingga pertandingan menyentuh menit 90+6.
Nahas, saat pertandingan yang seharusnya selesai dengan tiupan panjang peluit wasit pada menit ke-96 membawa Indonesia unggul 2-1 melawan Bahrain tidak terdengar di lapangan stadion. Wasit kontroversial, Ahmed Al-Kaf, tidak meniup peluit panjang hingga menit ke 99 sehingga mengakibatkan terciptanya gol kedua dari Mohamed Marhoon untuk Bahrain di menit 90+9. Hal ini jelas merugikan Timnas Indonesia karena tiupan panjang peluit seharusnya berhenti di menit 90+6. Wasit tersebut dinilai tidak profesional dan tidak adil karena ia lebih condong kepada Bahrain dan sangat merugikan Indonesia dengan banyaknya pelanggaran yang dicatat, tiga kartu kuning, dan memperkecil kesempatan Indonesia untuk menggiring bola.
Skor seri yang dianggap Indonesia sebagai kecurangan tersebut membuat Shayne Pattynama mengamuk karena merasakan ketidakadilan profesionalitas wasit Ahmad Al-Kaf. Parahnya, wasit tersebut memperburuk suasana dengan memberikan kartu merah Manajer Timnas Indonesia, Sumardji. Bukan hanya Timnas Indonesia yang melayangkan kekecewaannya, tetapi warganet juga mengamuk usai laga pertandingan Bahrain melawan Indonesia karena hal tersebut merupakan kecurangan yang sangat buruk yang pernah dialami Indonesia selain melawan Qatar pada ajang Piala Asia U23 2024. Beragam komentar dilayangkan warganet di media sosial wasit kontroversial tersebut. Bukan hanya itu, tetapi juga melayangkan protes kepada FIFA karena menilai bahwa protes ke AFC tidak akan ada hasilnya. Mengapa demikian? Karena presiden AFC Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa merupakan warga negara Bahrain. Jadi, tentu saja protes yang dilayangkan akan sia-sia.
Melihat ketidakadilan yang dialami Indonesia, beragam komentar dari negara-negara lain seperti Jepang, Brazil, Irak, Thailand, Vietnam, Australia, dan sebagainya turut meramaikan komentar YouTube AFC saat menayangkan pertandingan tersebut secara live. Mereka turut memberi ucapan semangat kepada Indonesia untuk bangkit dan memberi kesadaran bahwa selama-lamanya jika bertanding dengan negara-negara Timur Tengah akan selalu menghadapi banyak drama merugikan. Pengecualian untuk Irak dan Palestina, selain pertandingan yang sportif mereka juga banyak mendukung Indonesia untuk tetap mengepakkan sayap di udara.