by : CitЯa ЯiZcha Maya + Ayu Indah Lestari (no 179)
Untuk membiarkan seseorang jatuh cinta pada dirimu Mungkin kamu perlu melakukan sesuatu… Seperti, memulai untuk mencintai dirimu sendiri dulu *** “Be your own Valentine, B!” aku meneriakkan kalimat itu pagi ini (hari ini tanggal 14 Februari), tidak seperti kalimat yang kuucapkan pada hari-hari biasaku, good morning optimistic, enjoy your busy day, entah mengapa kalimat itu terdengar berasal dari cewek ambisius yang memaksa diri, cewek yang hobi menyiksa diri, workaholic parah yang lebih suka terjajah pekerjaan yang lebih suka tenggelam dalam kesibukan, hey…hidup bukan tentang bekerja dan bekerja, nikmatilah hidupmu yang menyenangkan! Aku tersenyum pada diri sendiri dan merasa geli, aku adalah cewek yang terjajah pekerjaan dan tenggelam dalam rutinitas yang membosankan, itu yang dikatakan oleh Dopey (nama aslinya David, tapi Dopey lebih cocok,karena…. Yeah, dia tolol) si cowok tetangga sebelahku, teman main semasa kanak-kanakku, tapi setelah dewasa kita bagaikan musuh, dia memilih jalannya, aku memilih jalanku, dia memandang sesuatu seolah segala hal di dunia ini mudah sementara aku bersikap sebaliknya, kadang kita harus keras terhadap hidup agar hidup melemah terhadap kita, itu prinsipku yang tak ingin terbantahkan, dan Dopey dengan otak piciknya malah meramalkan masa depanku “Kamu bakal berakhir jadi perawan tua kesepian, Bonnie!” uuuuh? Benarkah? Justru dia yang akan berakhir di panti jompo, merasa sendiri dan terbuang, keluarganya takkan mau merawat laki-laki seperti dia, kita lihat saja. Hari ini aku akan mematahkan apa yang dituduhkan si idiot Dopey padaku, aku bukan si perempuan yang terjajah pekerjaan! Aku adalah perempuan pecinta hidup yang mencintai pekerjaanku, tapi karena ini adalah hari kasih sayang, mungkin….yeah…aku perlu sedikit menyayangi diriku sendiri, dan meraih telepon lalu memencet nomor telepon kantorku. “Selamat pagi….” Suaraku terdengar serak dan lemah “Liz, aku nggak bisa masuk hari ini, Pre Menstruation Syndrome menyiksaku! Kram perut dan…kerusakan emosi gara-gara hormon yang egois, bolehkah hari ini aku berdiam diri di rumah?” “Baiklah Bonnie sayang, get well soon” “Okay, thank you” dan setelah teleponnya tertutup alih-alih girang, aku malah merasa sangat bersalah, aku karyawan yang bandel, membolos dengan alasan sakit! Aku pantas dipecat! Oh tidak bisa! Aku cuma bolos sehari, lagi pula, aku tak dapat libur di liburan tahun baru kemarin, aku tetap masuk kantor, jadi …pergilah kau rasa bersalah. *** Aku melihat Dopey dari jendela dapur, dia sedang tertawa-tawa sambil bicara dengan headphone-nya, dan juga sambil menikmati semangkuk sereal (aku yakin pasti kepingan sereal cokelat renyah dengan susu cokelat, aku yakin itu masih favorite-nya). Aku membuang muka saat dia menyadari aku menatapnya lalu dia melemparkan senyuman tebar pesonanya padaku, aku pura-pura tak melihatnya, dia pikir senyumnya manis? Dia bahkan belum pernah membintangi iklan pasta gigi! Aku mulai untuk membuat Kopi, tapi karena yakin Dopey masih mengamatiku dari jendela rumahnya, jadi aku memutuskan untuk mengganti Kopi dengan Cokelat, sengaja mengangkat kotak cokelatku tinggi-tinggi agar Dopey tau, aku bukan si cewek yang over dosis caffeine agar tetap terjaga dan semangat bekerja, aku adalah cewek ceria pecinta cokelat. “Hey B” Dopey berteriak dengan suara khasnya yang…tiap kali mendengarnya membuatku ketakutan, gemetaran, gugup, dan…aku melihat bayangan wajahku memerah di balik panci yang mengkilat. “Happy valentine day…kamu membatalkan janji kencan sama komputer kantor? huh? Hahahaha kalo tak memiliki kencan, hmmmm mungkin kamu bisa berkencan dengan Goldy, my doggy , hahaha lagipula dia juga sangat. Kupikir aku bisa menitip Goldy denganmu sore nanti, aku ada janji kencan dengan banyak perempuan, hahaha” “Sorry…aku ada janji kencan dengan diri sendiri!” aku marah! Dan menutup jendela dengan keras. Aku selalu marah bila Dopey mulai bicara seolah-olah dia adalah satu-satunya pria di dunia, baiklah memang dia bukan satu-satunya cowok di dunia, tapi sejujurnya dia adalah satu-satunya pria yang membuatku jatuh cinta! Seharusnya aku tak menunjukkan kemarahanku karena cemburu, segamblang itu di depannya, si Dopey bisa besar kepala dan merasa menang. *** Memangnya kenapa jika aku satu-satunya perempuan yang menjalani Valentine seorang diri? Apakah itu salah? Aku tak peduli ejekkan Dopey atau ejekan yang berasal dari sudut pengkhianat yang ada dalam diriku! Ini adalah hari kasih sayang dan tidak ada larangan untuk melewatinya seorang diri, tidak ada! Seperti tekadku bangun tidur pagi, be your own Valentine B! dan yeah aku akan menjadi Valentine-ku sendiri! Aku memulainya dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan pagi ini, mandi sepuluh menit lebih lama dari waktu biasa, yeah pada hari terbiasa aku menggabungkan keramas, menyabuni badan, dan gosok gigi, agar waktuku tak terbuang banyak,dan…sempat stuck, karena selain kantor aku tak tau harus kemana! Tapi..mungkin aku hanya perlu berdandan dan keluar rumah, terserah nantinya kemana kakiku akan membawaku melangkah. *** Aku memutuskan untuk mampir sarapan di café dengan ornament menyambut Valentine yang heboh. Aku berpikir sejenak, hmm… akan lebih baik jika hari ini aku berbagi. Aku menatap sekitar dan melihat seorang pria tua yang sedang bersiap-siap menyebrang, aku menghampirinya. “Pagi…” aku menyapa dengan ceria. “Pagi…nona muda” sapanya dengan senyuman. “Buru-buru, kek?” “Saya harus menemui cucu saya di sekolahnya, ibunya akan marah-marah kalo saya memberinya cokelat, ini hari Valentine, setiap orang berhak mendapat cokelat. Giginya akan bolong dan alasan dokter gigi mahal! Padahal ketika ibunya kecil dulu, saya dan istri saya tak pernah melarangnya makan cokelat seberapun dia inginkan, orang tua jaman sekarang egois” si kakek berbicara dengan cepat dan lucu. Aku tertawa, aku melirik jam tanganku dan mulai membuat kesepakatan. “Saya akan mengantar kakek ke sekolah cucu, kakek, dan pasti tepat waktu di jam istirahat, tapi kakek temani saya sarapan, saya tidak ingin kesepian di hari Valentine, setuju? Dan akan ada cokelat ekstra dari saya untuk cucu kakek” aku meyakinkannya. “Tidak ada yang bisa menolak permintaan nona muda cantik dan ramah sepertimu” dia menyetujuiku dan memberikanku senyuman khas pria tua yang bijak. Dan kami memasuk ke dalam café itu, lalu memesan Perfect Oatmeal untuk kakek dan Spinach and Feta Breakfast Wrap untukku, setelah sarapan menyenangkan dan aku mendengarkan kakek menceritakan kisah cinta dengan almarhum istrinya aku mengantarnya ke sekolah cucunya dan memberikan sekotak cokelat yang kubeli di toko cokelat di seberang café tadi. Sungguh menyenangkan melewati waktu dengan orang yang tidak dikenal tapi baik dan ramah. Aku melanjutkan perjalananku, dan tujuanku selanjutnya adalah ke salon untuk spa, many-pady dan creambath, kurasa cukup, aku sudah benar-benar menikmati hari dengan memanjakan diri dan merasa cantik. Lalu butik untuk dress cantik dan sepatu keren, aku perlu menghabiskan bonus lemburku. *** Dan hari mulai senja, aku belum merasa cukup untuk melakukan sesuatu, aku berjalan di taman dan mendapati apa yang bisa kulakukan di sana, aku memanggil anak-anak dan mentraktir mereka ice cream, mereka menyambutnya dengan gembira, dan berada di dekat anak-anak membuatku merasakan keceriaan mereka. Tapi kulihat seseorang di sana, duduk di taman dengan anjing golden yang kukenal, aku tertawa kecil, dan mengabaikannya, apalagi ketika beberapa anak mengajakku berdansa, ketika sekelompok pengamen jalanan memainkan musik Latin yang iramanya membuatku tak bisa berhenti bergerak dan menari. *** Seharusnya hari ini berakhir menyenangkan, hanya saja jika tidak ada seorang pria menyebalkan menungguku di depan rumah, kupikir aku bisa memutar mobil dan berbalik arah, pergi menjauhinya tapi, mungkin aku bisa membalas untuk mengejeknya. “Apakah kamu melewatkan kencanmu yang sexy dengan Goldy?” aku menertawainya. Sebenarnya dia tak pantas ditertawakan, dia terlihat menawan dengan pakaian rapi, dan ada seikat mawar di tangannya. “Aku gagal jadi detektif” dia ikut tertawa dan bukan jenis tawa untuk mengejek dirinya. Dia menyerahkan mawar yang ada di tangannya, dan tak ada perempuan yang sanggup menolak bunga yang cantik, kan? Aku menerimanya. “Aku baru saja akan meminta seseorang menjadi Valentine-ku, sebenarnya, aku hanya ingin meyakinkan diri apakah seseorang itu mencintai dirinya atau tidak, tapi ternyata dia lebih mencintai dirinya daripada pekerjaannya hingga aku akan berani mengharapkan cinta darinya, karena menurutku, akan lebih baik jatuh cinta pada seseorang yang juga mencintai dirinya sendiri” Aku tak ingin mengartikan jauh apa yang sedang diucapkan laki-laki dengan tatapan mata yang membuat kakiku selemas jelly sekarang ini. “Wanna be my Valentine, B?” akhirnya dia mengucapkannya dan moment ini lebih baik daripada moment romantis manapun yang pernah kukhayalkan. “Apa kamu tidak pernah menyadari bahwa aku menyukaimu?” dia bertanya, sebelah alisnya meninggi, dia tersenyum jail, itu ekspresi menyebalkan yang membuat wajah tampannya jadi konyol tapi tetap terlihat mempesona. Rasanya sulit untuk kujawab, karena yang aku tau bahwa dia hanya selalu bertingkah menyebalkan, tapi…aku tak ingin bersikap seolah aku gadis munafik yang mengabaikan cinta, jadi…ketika aku memberinya senyuman dan menatap matanya, aku meyakinkan diri untuk mengatakan “Tidak! Jika kamu masih menyebalkan” Dia tertawa, dan aku mau tak mau ikut tersenyum, “Hey, aku serius” dia berkata serius, aku tau itu, aku merasakan dari caranya bicara dan caranya menatapku, juga dari sentuhannya saat menyentuh pipiku. “Well, mungkin kamu takkan menjawabnya” jadi, dia mendekatkan wajahnya dan menciumku, dan aku membalas ciumannya yang terasa semanis strawberry bersalut cokelat di lidahku, yeah kukira itulah jawabannya.
:::THE END:::
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H