Mohon tunggu...
aura
aura Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Menceritakan Tentang Keikhlasan Menerima Takdir Tuhan

23 Januari 2024   22:53 Diperbarui: 24 Januari 2024   01:23 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para tokoh dalam novel ini mencakup Tania, yang menjadi tokoh utama dengan kecantikan, tubuh proporsional, rambut panjang dan hitam, cerdas, dan memiliki sifat dewasa. Danar, sebagai tokoh yang mendominasi cerita sehubungan dengan Tania, memiliki paras tampan, sifat bijaksana, kebaikan hati, dan kecenderungan membantu mereka yang membutuhkan. Dede, adik Tania, juga memiliki paras tampan, kecerdasan (meraih peringkat keempat di kelasnya meskipun tidak mengikuti ujian umum karena sakit), kepribadian yang pengertian, bisa diandalkan, polos, dan humoris. Ratna, kekasih Danar, adalah tokoh lain dengan paras cantik, rambut panjang, gaya berpakaian modis, wangi tubuh yang menyegarkan, dan sifat penyabar, terutama dalam menghadapi sifat dingin Danar sebagai kekasihnya. Selain tokoh-tokoh yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat pula tokoh pendukung yaitu, Ibu dari Tania dan Dede. Dimana di dalam novel karakter dari Ibu sendiri tidak terlalu digambarkan, namun pembaca bisa menggambarkan bahwa Ibu sendiri merupakan sosok yang sabar dan tabah dilihat dari ia menghadapi cobaan hidup yang mereka alami. 

Buku ini merupakan karya dari penulis terkenal, Tere Liye, dan tentu saja memiliki sejumlah keunggulan, terutama dalam novel "Daun yang Tidak Pernah Membenci Angin." Dari kisah ini, pembaca diberikan pemahaman bahwa tidak semua keinginan dapat terwujud, terutama dalam hal cinta. Alur cerita dalam buku ini mudah dipahami oleh pembaca, menyampaikan pesan motivasi untuk terus belajar, bekerja keras, dan tidak mudah menyerah demi meraih impian dan kesuksesan. Tokoh-tokoh dalam buku ini juga menjadi contoh bahwa menjalani kehidupan dan menghadapi tantangan memerlukan usaha sesuai kemampuan, serta menghadapinya dengan sikap lapang dada dan ikhlas. Sebagai novel, karya ini menawarkan bacaan yang inspiratif bagi pembaca. Meski memiliki kelebihan, novel ini tidak luput dari kekurangan. Salah satu kekurangan tersebut adalah perbedaan usia yang cukup signifikan antara tokoh Tania dan Danar. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian pembaca, terutama karena novel ini termasuk dalam genre fiksi remaja dan akan diakses oleh kalangan remaja. Mengingat usia Tania dalam cerita yang belum mencapai batas legal, hal ini mungkin membuat buku ini tidak sesuai untuk semua kalangan pembaca. Selain itu, beberapa istilah bahasa yang digunakan dalam novel terkadang sulit dipahami oleh sebagian pembaca.

Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin memiliki unsur intrinsik dimulai dari tema yang digunakan oleh novel ini adalah tentang keikhlasan dalam menerima takdir Tuhan. Kemudian untuk alurnya sendiri, novel ini memiliki alur campuran, dimana terdapat alur maju mundur di dalam novel ini. Sedangkan terdapat banyak latar yang digunakan dalam novel ini dimulai dari rumah kardus, kehidupan jalanan, hingga bandara. Selain latar tempat novel ini juga menyuguhkan beberapa latar suasana, mulai dari menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, hingga mengagetkan. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin sendiri menghadirkan cerita dari sudut pandang orang pertama, yaitu tokoh utama dari novel ini, yaitu Tania. Amanat yang bisa dijadikan pelajaran dalam novel ini adalah pesan tentang pentingnya menerima kenyataan. Terkadang, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menerima bahwa tidak semua yang terjadi sesuai dengan keinginan kita. Belajar untuk mengikhlaskan merupakan suatu kebijaksanaan. Jika suatu hal tidak ditakdirkan untuk kita, meskipun kita berusaha dengan segenap usaha dan kegigihan, kita mungkin tidak akan berhasil mendapatkannya. Hal ini menegaskan bahwa yang terbaik menurut pandangan kita belum tentu yang terbaik menurut kehendak Tuhan. Selain unsur intrinsik yang terdapat dalam novel ini, terdapat unsur ekstrinsik yaitu, dari segi nilai sosial menjadi sosok yang membantu tanpa memandang identitas orang yang dibantu, karena memberikan bantuan dengan tulus, sebagaimana yang ditunjukkan oleh karakter Danar dalam novel yang membantu Tania tanpa memandang siapa dirinya. Kemudian jika dilihat dari nilai moral, mengajarkan kita bahwa sesuatu yang terlihat sulit tidak selalu seberat yang terlihat, asalkan kita bersungguh-sungguh untuk mencapainya. Hal ini tercermin dalam karakter Tania dalam novel, yang tidak pernah menyerah menghadapi rintangan dan kesulitan dalam menjalani hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun