Mohon tunggu...
Aulia Puspitasari
Aulia Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Lambung Mangkurat

Mahasiswa ULM 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perspektif tentang Manajemen Bencana dalam Penanganan Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

9 Mei 2023   20:15 Diperbarui: 9 Mei 2023   20:27 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PERSPEKTIF TENTANG MANAJEMEN BENCANA DALAM PENANGANAN BANJIR DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang baik diperlukan untuk kesehjateraan masyarakat dan sebagai dasar konstitusional dalam pengelolaan lingkungan hidup dan perencanaan penggunaan lahan. 

Oleh karena itu, sumber daya lingkungan memiliki kapasitas terbatas yang dapat diperbaharui dan diasimilasi. Permintaan pertambangan atau jasa dibawah batas produksi atau asimilasi energi, sumber daya terbarukan dapat digunakan secara berkelanjutan, namun jika batas ini terlampaui, sumber daya akan rusak dan sungsi sumber daya sebagai faktor produksi dan konsumsi atau sebagai sarana pelayanan akan terganngu.

Sungai atau kali yang menopang kehidupan masyarakat sekitar juga dapat membuat masyarakat terkena bencana banjir tahunan. Banjir dapat disebabkan oleh naiknya permukaan air karena curah hujan yang lebih tinggi dari normal, perubahan suhu, tanggul atau bendungan pecah, pencairan salju yang cepat, penyumbatan aliran air di tempat lain. Di perkotaan, banjir lokal cukup besar dan tidak terkendali. Ini membutuhkan strategi penanggulangan yang komprehensif.

Salah satu gangguan dari alam yang terjadi saat ini adalah berupa banjir. Ini bencana yang tidak pernah diduga oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Bencana banjir yang hamper saja meluluh lantakan kehidupan masyarakat di pertengahan Januari 2021 ini berdasarkan Pusat Data Informasi Dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana menimpa sebanyak 10 Kabupaten/Kota terdampak banjir di Provinsi Kalimantan Selatan, antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.

Apapun penyebab banjir ini, hal terpenting yang harus dilakukan sekarang adalah bertindak untuk mengelola dan menanggapi bencana banjir ini. Agar mereka yang terkena dampak banjir ini mendapatkan pertolongan secepatnya. 

Selain itu, dari segi hukum Pemprov Kalsel memiliki dasar untuk bertindak dalam penanggulangan bencana alam, karena berkat desentralisasi pemerintahan dan pemberdayaan system otonomi daerah, pengelolaan dan administrasi banjir menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang disebutkan dalam Pasal 8 dan 9 Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. (Zulaeha et al., 2022)

Kabupaten/Kota

Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Jenis Bencana Alam dalam Tiga Tahun (Desa )

Tanah Longsor

Banjir

Banjir Bandang

Tsunami

Gelombang Pasang Laut

2019

2019

2019

2019

2019

Tanah Laut

35

214

1

9

Kotabaru

1

13

5

Banjar

3

13

1

Barito Kuala

5

20

Tapin

1

Hulu Sungai Selatan

2

21

Hulu Sungai Tengah

10

Hulu Sungai Utara

4

22

1

Tabalong

4

44

Tanah Bumbu

4

13

Balangan

1

22

2

Kota Banjarmasin

10

36

Kota Banjarbaru

Tabel 1. Data Jenis Bencana Alam Kalimantan Selatan

Sumber : BPS Kalsel

Secara umum, banjiir adalah ketika tanah yang tidak basah terendam air. Hal ini mungkin disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi topografi di daerah tangkapan air yang lebih rendah. Banjir juga merupakan bencana alam yang terjadi hamper setiap tahun. Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi pada musim hujna Ketika debit air sungai meningkat dan meluap ke tepiannya. Banjir terjadi Ketika tanah tidak dapat ditembus dengan baik dan tidak dapat menyerap air. Selain itu, banjir juga dapat disebabkan oleh luapan air permukaan yang melebihi kapasitas irigasi system drainase atau sungai.

Banjir dapat disebabkan oleh dua jenis, yang pertama alami dan yang kedua banjir buatan manusia. Banjir juga dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor problematis tidak hanya dating dari luar tetapi juga dari dalam, yaitu factor masyarakat itu sendiri. Salah satu pendekatan yang mungkin untuk pengendalian banjir adalah integrasi Sistem Informasi Geografis (GIS). Ternyata banjir berdampak negative bagi masyaratkat. Misalnya, berbagai gaangguan Kesehatan bisa muncul salah satunya Leptospirosis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun