Mohon tunggu...
Mohamad Aunurrohim
Mohamad Aunurrohim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya hanyalah seorang manusia kecil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru, antara Profesi atau Pengabdian

14 November 2013   13:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:11 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Guru, dianggap sebagai setengah profesi

Tulisan ini saya buat karena kegalauan saya tentang kompetensi guru di sekitar saya dan orang- orang terdekat saya.

Sebelum kita menelaah lebih lanjut tentang pro kontra keprofesian guru, kita lebih dulu menelaah tentang apa itu profesi. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut (wikipedia). Dari segi subtansinya, guru memang sudah dapat dikatakan sebagai sebuah profesi, karena  seorang guru sudah barang tentu mempunyai pendidikan, pelatihan, dan keahlian khusus dalam bidang kependidikan yang mereka dapatkan sejak dari bangku kuliah maupun dari PLPG (Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru). Guru juga telah mempunyai asosiasi keguruan yaitu PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Kode etik dan sertifikasinya juga telah diatur oleh undang-undang. Semuanya sudah lengkap untuk mengkategorikan guru sebagai sebuah profesi.

Guru sebagai sebuah profesi sudah barang tentu harus didukung spesifikasi khusus yang didukung oleh teori yang luas. Beberapa diantara kemampuan yang harus dimiliki seorang guru adalah kemampuan mengajar (pedagogik), kemampuan ini mengharuskan guru untuk dapat memahami akan pembelajaran, memahami apa yang diajarkan, potensi yang dimiliki siswa. Kemampuan yang harus dimiliki guru selain kemampuan mengajar adalah kemampuan dalam mengolah kepribadiannya, maksud dari kemampuan ini adalah guru itu harus mantap, stabil, dewasa, berwibawa, bijaksana, arif, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya. Kompetensi yang mungkin penting yang harus dimiliki seorang guru diantara kemampuan yang lain adalah kemampuan profesional, profesional disini diartikan menguasai materi secara luas dan mendalam, mengetahui apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkan. Kemampuan yang terakhir adalah kemampuan bersosial, kemampuan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara baik dengan siswa, sesama pendidik, dengan wali atau orang tua maupun masyarakat.

Menanggapi dari kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang telah saya sebut diatas, ada beberapa kegalauan saya tentang kemampuan yang dimiliki oleh guru-guru yang ada sekarang ini, (tanpa mengecilkan guru-guru yang memang berkompetensi dan sudah teruji kompetensinya) apakah memang sudah betul semua guru telah mempunyai kemampuan diatas, dari kacamata saya sendiri dan orang-orang yang ada disekitar saya, dari segi kemampuan mengajarnya, ada guru yang mengajar hanya membaca dari buku pelajaran, kemudian dari LKS (Lembar Kerja Siswa) tanpa ada pengantar ataupun pendalaman materi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Sebaliknya, ada juga guru yang pengetahuan materinya luas dan mendalam, tetapi dalam penyampaiannya kepada siswa kurang begitu bisa diterima oleh siswa itu sendiri karena mungkin bahasanya terlalu tinggi atau pembawaannya yang kurang enak. Kemampuan kepribadian guru sepertinya juga masih menjadi masalah yang sulit untuk mencari solusinya, guru kurang bisa mengontrol dirinya dalam pembelajaran, sepengetahuan saya dan orang-orang terdekat saya, guru yang ada di sekolah belum bisa dijadikan panutan yang baik bagi siswa-siswanya karena perilaku dari guru tersebut masih belum memenuhi dari dewasa, stabil, arif, bijaksana, dan berakhlak mulia. Kemampuan profesional apalagi, ada guru yang sangat minimalis pengetahuannya, sebatas apa yang akan diajarkan dari buku saja, dan tidak tahu bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa. Mungkin kemampuan sosial menjadi kemampuan yang relatif banyak dimiliki oleh guru-guru, karena pada dasarnya rakyat Indonesia sudah pandai bersosial walaupun secara minimal mungkin itu dengan tetangga dan sebagainya.

Mengapa kami katakan guru sebagai semi profesi atau belum sepenuhnya diakui sebagai sebuah profesi, selain dari permasalahan yang telah saya uraikan diatas, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya, diantaranya adalah guru di Indonesia ini pengakuannya sebagai sebuah profesi masih muda usianya, yakni semenjak keluarnya UU No. 14 Tahun 2005. Karena masih terhitung relatif muda, banyak sisi-sisi yang harus dibenahi dari keprofesionalan dari guru tersebut. Pengakuan dalam hal ini adalah pengakuan secara hukum. Faktor yang lain adalah resiko yang ditimbulkan apabila seorang guru salah tidak langsung terlihat seperti resiko seorang dokter yang apabila dia salah pasien akan langsung terkena dampak dari kesalahan dokter tersebut. Dengan kata lain resiko kesalahan dari guru dampaknya akan terlihat dalam jangka panjang, mungkin keadaan bangsa kita yang masih seperti ini adalah dampak dari kesalahan guru dalam proses pembelajaran di masa lalu. Lalu banyak yang mengatakan bahwa guru adalah sebuah pengabdian, jadi tidak perlu ada tetek bengek yang mengembel-embeli dari guru tersebut, bahwasanya seorang guru akan menjadi guru sampai ia meninggal dunia. Apabila guru dianggap sebagai profesi, pengabdian itu akan berkurang karena mungkin niat dari menjadi guru telah berubah yang dulunya panggilan jiwa atau sebuah pengabdian menjadi sebuah profesi yang untuk mendatangkan kesejahteraan.

Dengan alasan-alasan yang ada, guru di Indonesia memang sudah dapat dikatakan sebagai sebuah profesi, namun dalam pelaksanaan dan kenyataannya masih banyak sisi atau bagian yang masih harus terus dibenahi dari waktu ke waktu. Semoga pendidikan kita akan semakin maju dan menciptakan sumber daya manusia yang dapat memajukan bangsa dan negaranya.

Mohon maaf apabila tulisan saya ini tidak sepenuhnya benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun