Kota Jogja baru saja menyelesaikan Pilkada untuk pemilihan Wailkota dan Wakil Walikota pada akhir tahun 2011. Kemudian telah terpilih pasangan Haryadi Suyuti dan Imam Priyono. Pasangan itu telah mengantikan pendahulunya Herry Zudianto yang telah sukses memimpin kota Jogja hingga 2 periode. Herry Zudianto merupakan tokoh yang kharismatik dan dicintai masyarakat Jogja. Walikota Jogja 2001-2011 ini telah banyak memperoleh penghargaan baik domestik maupun Internasional. Diantaranya terpilih Bung Hatta Award sebagai Walikota terbersih di Indonesia. Jogja sebagai kota Anti Korupsi, dll. Selama kepemimpinan Herry banyak masyarakat yang senang dan bahkan hampir tidak ada sekat atau jarak antara Walikota dengan warganya. Herry Zudianto yang telah berhasil memimpin Kota Jogja selama 2 periode menolak istrinya untuk dicalonkan menjadi walikota. Padahal jika istrinya maju maka hampir dipastikan 90% akan menang dengan mudah. Dia bilang "tidak akan membuat dinasti". Herry pun tidak ingin berkecimpung di politik lagi. Keputusannya memang patut di acungi jempol. DImana banyak saat ini Kepala Daerah yang hampir selesai masa tugasnya sibuk memikirkan jabatan barunya. Herry justru setelah menjadi Walikota dia menjadi Ketua PMI DIY, dan juga menjadi ketua RW di golo di tempat tinggalnya. Sebuah peristiwa yang langka mantan pejabat mau menjadi ketua RW, jabatan yang paling dihindari. Apalagi setelah orang itu duduk di jabatan lebih tinggi (baca : turun kasta!). Mana mau sebuah mantan pejabat publik memegang jabatan yang lebih rendah. Pasti mereka akan berpikir untuk mencapai puncak yang semakin naik tentunya.
Dalam bidang Olahraga, Herry zudianto telah berhasil membawa PSIM Jogja mampu menjadi tim kebanggaan warga Jogja. PSIM selama kepemimpinannya selalu di buat dengan kondisi yang nyaman dan juga sejahtera. Banyak yang selalu bilang "PAK HERRY WANI TOMBOK" (Pak Herry berani menanggung biaya). Kesulitan keuangan hampir bisa di cari solusi dan pemain pun merasa senang dan dekat dengan kepemimpinannya.
Berbeda dengan kepemimpinan Haryadi Suyuti walikota yang sekarang. Gembar-gembor yang selalu di ucapkan ketika kampanye, hanya isapan jempol belaka. Pemain PSIM selama 3bulan terakhir ini belum di bayar. Bonus dan juga insentif pun juga sama belum terbayar. Bahkan biaya catering untuk pemain PSIm juga belum terbayar, selain itu biaya untuk stadion Mandala Krida juga belum sepenuhnya terbayar. Selain itu listrik untuk Wisma PSIM juga belum terbayar sampai Wisma PSIM di putus listriknya oleh PLN akibat tunggakan yang dialami.
Puncaknya adalah ketika PSIM bermain menghadapi PSGL (28/05/2012) di Mandala Krida Yogyakarta. 3 Pemain asing mogok bermain karena hak-haknya belum dibayar oleh managemen. Saat babak pertama habis dan akan bermian babak kedua semua pemain PSIM mogok main dan tidak akan main. Teriakan dan ajakan dari pulhan ribu suporter PSIM yang datang di laga kandang terakhir membuat pemain PSIM bangkit. Walaupun Walikota Haryadi Suyuti waktu itu akan berjanji melunasi sisa utang gaji dan bonus itu juga belum tentu akan terealisasi. Karena pemain sudah hampir frustasi dan marah dengan kebijakan managemen yang terus berjanji akan membayar hak-hak pemain.
Beberapa waktu yang lalu Haryadi Suyuti juga telah berjanji membawa PSIM Jogja untuk menujupuncaknya. Masyaraka Jogja mereka ingin agar PSIM bisa menuju ke kasta yang lebih tinggi yaitu ISL. dan inilah janji haryadi suyuti :
Masih ada waktu jika ingin merombak managemen PSIM. Masih ada 2 pertandingan away. Jika bekerja serius dan memikirkan kepentingan tim maka bukan tidak mungkin PSIM akan dapat menuju ke ISL. Tolong jangan kecewakan masayarakat Jogja yang telah mendukung PSIM. Bawa tim kami menuju puncak kejayaan. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini.
#PSIMgoISL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H