Burn merumuskan bahwa konsep diri diartikan sebagai segala keyakinan seseorang pada diri sendiri. Dalam definisi lain, konsep diri merupakan kumpulan pengetahuan, ide, sikap, dan kepercayaan tentang apa yang terdapat dalam diri sendiri (Krause, Bochner, Duchesne, 2007). Konsep diri seseorang sifatnya tidak stagnan dan tidak berubah sepanjang waktu; sebaliknya, mereka berubah seiring dengan perkembangan emosi, sosial, kognitif, dan personal mereka.
Aspek yang perlu dipahami dalam perkembangan Konsep diri:
- Konsep diri dari aspek deskriptif dan evaluasi
- Konsep diri secara empiris
Konsep diri berkembang sesuai dengan pengalaman hidup. Sejalan dengan teori Pygmalion effect yang menerangkan bahwa seseorang mempunyai kecenderungan untuk menjadi apa yang orang tua atau diharapkan oleh orang lain terhadap dirinya.
Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap
Nilai: Menurut Spranger nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang atau memilih alternatif keputusan dalam situasi tertentu. Menurutnya kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai dan kesejahteraan. Kekuatan individual dikenal dengan "roh subjektif" (Subjective spirit) dan "roh objektif" (Objective spirit).
Moral: moral berasal dari kata "Mos, miris, dan mores" Yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan, nilai-nilai atau tata cara dalam kehidupan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Menurut Purwadarminto, moral diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Moral merupakan kendali dari bertingkah laku karena moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah.
Piaget dan Kohlberg menekankan bahwa pemikiran moral seorang anak ditentukan oleh kematangan kapasitas kognitifnya. Tahap perkembangan moral menurut Piaget: Tahap Realisme Moral (Pra-Operasional), Tahap Konkret-Operasional, Tahap Kognitif Formal Operasional. Menurut Kohlberg : Tingkat Moralitas Prakonvensional, Tingkat Moralitas Konvensional, Tingkat Moralitas Pasca konvensional
Sikap: Fishbein (kecenderungan emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek, sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mendireksi, dan mempengaruhi perilaku) sesuai dengan konsep Chaplin menurutnya sikap adalah kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan suatu cara tertentu.
Hubungan Moral, Nilai, dan Sikap dalam perkembangan
Nilai sebagai dasar pertimbangan bagi individu untuk melakukan tindakan, moral merupakan sesuatu yang harusnya dilakukan ataupun dihindari, sedangkan sikap merupakan kecenderungan individu dalam merespon sesuatu.
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan Moral, Nilai, dan Sikap adalah: menciptakan komunikasi, menciptakan iklim lingkungan yang sesuai.