YOGYAKARTA- Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu kegiatan yang diselenggaran universitas sebagai bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. KKN sendiri biasanya dilakukan oleh satu universitas, dengan menggabungkan beberapa mahasiswa dari berbagai jurusan berbeda kedalam beberapa kelompok. Namu, ada yang istimewa dari KKN Muhammadiya-Ayisiyah (KKN MAs). Dimana, KKN MAs merupakan sebuah program KKN yang diikuti oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Ayisiyah (PTMA) seluruh Indonesia, dengan panitia pusat KKN MAs sebagai penyelenggara. Dan tahun ini, panitia pusat menunjuk Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai tuan rumahnya.
Kegiatan KKN MAs tahun 2024 sendiri akan dilaksanakan di dua daerah berbeda di Solo raya, terbagi menjadi Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar selama 40 hari. KKN MAs kali ini diikuti kurang lebih 1310 mahasiswa dari berbagai PTMA seluruh Indonesia, bertemakan UMKM Unggul, Stunting Menurun. Tentu saja program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa tidak hanya meliputi kegiatan yang diupayakan untuk mewujudkan tema yang telah diusung oleh panitia pusat KKN MAs, tapi juga berfokus pada pengembangan masyarakat. Salah satunya yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa dari kelompok 57 KKN MAs Desa Dukuh, Kabupaten Sukoharo.
Dalam upaya pengoptimalan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) sebagai sarana pendidikan non-formal di desa dukuh. Salah satu mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung kedalam kelompok KKN MAs 57, mengadakan bimbingan belajar gratis. Adapun bimbingan belajar yang selenggarakan adalah kelas bimbingan belajar bahasa inggris kepada anak-anak TPA Masjid Nur Hidayah. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap hari Sabtu pukul 16.25 WIB s.d 17.00 WIB bertempat di Masjid Nur Hidayah, Desa Dukuh.
Metode pembelajaran yang dipilih dalam bimbingan belajar kali ini adalah Game-based Learning (GBL). Dimana para peserta diajak belajar sambil bermain yang memanfaatkan interaksi antar anggota tim dan bahan ajar, serta dikemas dengan pembawaan yang ringan. Metode ini dipilih karena masih banyak ana-anak yang mengeluhkan belajar bahasa inggris adalah hal yang menakutkan dan sulit. Ditambah dengan tingkatan pendidikan para peserta yang beragam (TK hingga SD), hal ini membuat GBL menjadi pilihan yang tepat untuk proses pembelajaran kali ini.
Linier dengan program studi yang dimiliki yaitu sastra inggris, Mahasiswi UAD dan anggota kelompok lainnya bekerjasama untuk merealisasikan program ini. Dimulai dengan warming up untuk menguji fokus para peserta, dilanjut dengan pemberian materi sesuai modul yang telah diberikan, dan ditutup dengan games sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Pada tahap games ini sendiri, para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatannya. Setiap anak yang tergabung dalam kelopok-kelompok kecil, berlomba-lomba untuk menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
Dihari terakhir pelaksanaan program bimbingan belajar, Samid selaku ustaz pengampu kegiatan TPA di masjid Nur Hidayah sempat berkomentar tentang pelaksanaan program ini "Untuk di TPA sendiri jarang sekali ada yang seperti ini. Jadi tidak hanya diajarkan di lembaga-lembaga tapi bisa juga diajarkan kemasyarakat, mungkin melalui TPA." tuturnya. Ia juga berharap bahwasannya kegiatan ini dapat ditindaklanjuti, karena kegiatan seperti ini dirasa sangat membatu peserta TPA dalam belajar. Dengan upaya ini, Kelopok 57 KKN MAs 2024 berharap semakin banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan dan memperdayakan TPA sebagai sarana pembelajaran non-formal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H