Dalam perjalanan kembali ke rumah besar itu, sebuah kereta pengangkut sayur tiba-tiba melintas di sampingnya. Pengendaranya ternyata seorang perantau yang berasal dari desa yang sama dengan si pemuda, karena asik lama tak bertemu, keduanya larut dalam obrolan yang menyenangkan.
Perantau itu menawarkan pekerjaan pada si pemuda, tanpa ragu si pemuda langsung menerimanya dan mereka pun pulang bersama.
Sesampainya di rumah, si pemuda baru ingat kalau seharusnya dia melamar kerja di rumah besar tadi. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, pilihannya ini tidak salah, ia bisa tetap tinggal di rumah dan membantu pekerjaan sekaligus bekerja.Â
Keesokan harinya, beredar kabar mengerikan di penjuru desa.
Ada seseorang tewas di sebuah rumah besar di desa tetangga, tepatnya rumah yang kemarin si pemuda ini datangi. Orang itu diketahui akan melamar kerja sebagai penjaga kebun.Â
Menurut laporan teman korban yang sekalu saksi di tempat kejadian, pintu telah diketuk berkali-kali namun tak kunjung dibuka, akhirnya korban berinisiatif membukannya sendiri dan masuk ke rumah itu. Siapa duga di dalam rumah itu ada seorang pembunuh gila yang kabur dari penjara.Â
Setelah membunuh seluruh anggota keluarga di rumah besar itu, si pembunuh gila bersembunyi di balik sofa, menikam si korban malang yang tak tahu apa-apa.