Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Bekasi, Kota Bermukim Para Komuter

21 Oktober 2015   19:01 Diperbarui: 21 Oktober 2015   19:20 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kota pasti memiliki karakter. Surabaya seringkali disebut kota pahlawan, Kuta Bali identik dengan pantai dan wisatawan mancanegara dan Yogyakarta dengan status keistimewaannya. Karakter tersebut yang membuat keberadaan kota atau daerah itu semakin terkenal dan kemudian dibangunlah tempat- tempat wisata agar mampu menarik wisatawan untuk berkunjung kesitu.

Namun hal tersebut tidak terjadi dengan Bekasi. Tidak ada hal yang menarik untuk mengajak para pelancong ke kota ini. Meski berada di Jawa Barat, Bekasi pun tidak punya kesamaan ciri khas mengenai budaya atau kuliner. Kota ini adalah rumah bagi jutaan penduduk yang sebagian besar bekerja di ibukota Jakarta. Alasannya mudah, karena Jakarta sudah sesak dan harga satu unit tempat tinggal di Jakarta sudah meroket. Oleh karena itu masyarakat Bekasi yang bekerja di ibukota seringkali disebut masyarakat komuter.

Komuter sendiri adalah ungkapan tentang seseorang yang pergi ke luar kota untuk beraktivitas. Seperti bekerja, sekolah dan pulang ke kotanya pada hari yang sama. Mayoritas penduduk Bekasi memulai aktivitas mereka ketika masih subuh atau jam setengah 5 pagi. Maka tidak heran sudah banyak sekali kendaraan yang melintas meski keadaan masih gelap.

Sebenarnya jarak antara Bekasi dan Jakarta tidaklah jauh. Kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta sebelah timur ini dihubungkan dengan beragam akses. Hanya saja volume kendaraan yang masuk ke Jakarta pada jam kerja sangatlah banyak. Sehingga kemacetan merupakan santapan pagi yang wajib untuk memulai hari. Hal inilah yang membuat orang- orang rela berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan. Jika terlambat bangun 15 menit saja, maka bersiaplah untuk terlambat masuk kantor.

Akses Bekasi – Jakarta juga didukung dengan jaringan transportasi umum kereta metro, yaitu KRL Commuter Line Jabodetabek. Peran KRL sebagai moda transportasi umum bagi masyarakat Bekasi tergolong vital dan sangat diminati. Pada saat jam kerja (06.00 – 08.00) kondisi moda transportasi penuh sesak.

Data mencatat bahwa tiap bulan KRL Commuter Line lintas Bekasi melayani 30 ribu penumpang dengan 156 jumlah perjalanan perharinya (total ada 880 jumlah perjalanan di semua lintas perharinya). Tiap tahun peningkatan penumpang angkutan massal ini terbilang signifikan. Hal ini menjadikan Bekasi sebagai kota dengan jumlah penumpang terbanyak ketiga di stasiun Jabodetabek setelah Stasiun Bogor dan stasiun Tanah Abang.

Masyarakat bekasi memiliki mobilitas yang tinggi. Mereka berangkat kerja pada subuh dan kembali sampai di rumah pada waktu magrib. Sehingga aktivitas mereka sangat banyak diluar rumah. Bahkan jangan heran jika pukul 10 malam masih ada bus kota dari Jakarta yang masih melayani penumpang pulang ke Bekasi. Rumah hanya dijadikan untuk tidur saja.

Namun perlu diingat, aktivitas masyarakat komuter inilah yang membantu pertumbuhan dan perekonomian ibukota Jakarta. Jakarta adalah kota yang tidak bergerak sendirian. Jakarta merupakan kota utama yang dikelilingi oleh kota- kota satelit. Inilah yang membuat Bekasi seakan tidak terpisah dari Jakarta. Citranya sebagai kota satelit terlihat lebih pantas dibanding disebut dengan suatu daerah di provinsi Jawa Barat.

 

*tulisan ini juga terpublish dalam blog http://aulword.blogspot.com/

Sumber foto : bekasiurbancity.com, tempo.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun