Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Deklarasi Balfour, Yerusalem, dan Harapan Selama 2000 Tahun

7 November 2017   19:51 Diperbarui: 20 September 2019   05:22 4040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jika dunia ini adalah sandiwara, maka Yerusalem adalah panggungnya. sumber foto: instagram @jerusalem.city

"Tetapi tidak hilang harapan kami, harapan selama 2000 tahun. Menjadi bangsa yang bebas di tanah kita sendiri, tanah Zion dan Yerusalem", - Hatikvah, Lagu Kebangsaan Israel.

Seperti itulah lirik terakhir dalam lagu yang berarti sebuah harapan. Diadaptasi dari sebuah teks syair yang ditulis oleh Naphtali Herz Imber pada tahun 1878, seorang penyair Yahudi Austria.

Seorang turis tengah memandang Dome of the Rock. Tempat suci bagi penganut Yahudi, Kristen, dan Islam. Sumber foto: instagram @the_traveling_zam
Seorang turis tengah memandang Dome of the Rock. Tempat suci bagi penganut Yahudi, Kristen, dan Islam. Sumber foto: instagram @the_traveling_zam
Di setiap kegiatan nasional atau keagamaan, lagu ini menggema bersamaan dengan berkibarnya bendera bintang Daud di tepi Tembok Barat situs Temple Mount Yerusalem, sebuah tempat pusat perayaan negara itu yang menurut Muslim, dikenal sebagai Masjid Al Aqsha atau Bait Allah bagi umat Kristiani. 

Kini status area tersebut masih dalam "perebutan" antara Israel dan Palestina.

Puncak perayaannya adalah pada saat Jerusalem day tanggal 28 Iyar (penanggalan Yahudi) dan peringatan kemerdekaan Israel yang jatuh pada 14 Mei tiap tahunnya. 

Kota Yerusalem pada hari itu bisa dideskripsikan penuh dengan suka cita, seluruh warga tumpah ruah memenuhi jalanan dan Tembok Barat. Para pemuda bernyanyi dan kompak mengenakan pakaian putih sambil membawa bendera.

Tembok Barat, Jerusalem. Sumber foto: instagram @sharongabay2
Tembok Barat, Jerusalem. Sumber foto: instagram @sharongabay2
Sementara di saat bersamaan warga Palestina terpaksa menutup tokonya, pintu dan jendela rumahnya untuk menghindari kerumunan. Bagi mereka perayaan tersebut adalah duka, yang membuat mereka hidup dalam ketidakpastian dan justru tanpa harapan.

Keadaan ini bukan terjadi tanpa sebab. Tepat 100 tahun yang lalu, pada 2 November 1917 sebuah deklarasi Balfour tercipta, yang bisa dibilang menjadi akar konflik abadi antara Israel-Palestina dan tentunya berpengaruh dengan kehidupan 3 agama samawi yang penganutnya mendominasi dunia saat ini.

Deklarasi tersebut berisi pernyataan untuk menjadikan tanah Palestina sebagai tempat tinggal nasional orang-orang Yahudi yang pada saat itu terpencar dan terdiskriminasi di Eropa dan Amerika. 

Diajukan oleh Kementrian Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour kepada pemimpin komunitas Yahudi di Inggris, Lord Walter Rothschild untuk menuntut hak-hak politik bangsa Yahudi di tanah perjanjian.

Isi Deklarasi Balfour. Sumber: Tirto.id
Isi Deklarasi Balfour. Sumber: Tirto.id
Bersamaan dengan deklarasi tersebut, Kesultanan Turki Usmaniyah yang telah menguasai wilayah Palestina selama lebih dari 600 tahun tengah diambang kehancuran, yang justru memberi peluang besar kepada kaum Yahudi dalam mewujudkan harapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun