Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Deklarasi Balfour, Yerusalem, dan Harapan Selama 2000 Tahun

7 November 2017   19:51 Diperbarui: 20 September 2019   05:22 4040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harapan 2000 tahun

Jika kita menengok lebih jauh ke belakang, paling tidak peristiwa yang terjadi 2000 tahun yang lalu, kita baru dapat memahami mengapa Israel begitu ingin menjadi penguasa tunggal Yerusalem.

Saat itu Yerusalem merupakan pusat keagamaan bangsa Yahudi dengan Kuil yang berdiri di atas Temple Mount. Kuil tersebut dibangun megah dengan lapisan emas dan tembok pualam putih yang membuatnya bersinar, merupakan bangunan paling indah pada masa itu. 

Baik Alkitab, Talmud, maupun Alquran sama-sama meriwayatkan betapa megahnya Bait Allah pada masa itu. Kepada Kuil tersebut bangsa Yahudi mengarahkan ibadahnya dan berkurban karena terdapat Tabut Perjanjian sebagai jalur penghubung antara manusia dan Tuhan.

Ilustrasi kota Yerusalem dan Kuil Kedua Temple Mount di Israel Museum, Jerusalem. sumber foto: dreamstime.com
Ilustrasi kota Yerusalem dan Kuil Kedua Temple Mount di Israel Museum, Jerusalem. sumber foto: dreamstime.com
Karena begitu strategisnya letak kota ini, Yerusalem kerap kali menjadi perebutan antara bangsa setiap waktu. 

Dalam cacatan sejarah, sebanyak 52 perang telah terjadi di kota ini dan pernah dibumihanguskan sebanyak dua kali. Pada dua kali itu pula bangsa Yahudi menjadi korban kekalahan perang dan terusir dari Yerusalem.

Pertama ketika kekalahan dengan bangsa Babilonia dan yang kedua saat kekalahan melawan bangsa Roma, kuil kedua yang dibangun pada masa Herodes dihancurkan dan dibakar hingga melelehkan emas yang menghiasi bangunan tersebut.

Yosefus, sejarawan Yahudi pada saat itu, menuliskan bahwa kota ini "hampir seluruhnya diratakan dengan tanah oleh mereka yang menghancurkannya sampai fondasinya, sehingga tidak ada yang tersisa yang pernah dapat meyakinkan para pengunjung bahwa di situ pernah menjadi suatu tempat pemukiman (Jewish War, 7:1:1). 

Bangsa Yahudi diusir dan dilarang memasuki Yerusalem selama ratusan tahun. Selama kekuasaannya, Temple Mount dibiarkan begitu saja dan bahkan dipenuhi sampah.

Jika dunia ini adalah sandiwara, maka Yerusalem adalah panggungnya. sumber foto: instagram @jerusalem.city
Jika dunia ini adalah sandiwara, maka Yerusalem adalah panggungnya. sumber foto: instagram @jerusalem.city
Meskipun saat ini harapan bangsa Yahudi bisa dibilang terwujud karena berhasil pulang dan berkumpul kembali di tanah perjanjian, keinginan untuk membangun kembali sebuah kuil dan beribadah sesuai hukum Taurat terhambat karena Yerusalem sudah ditaklukkan oleh Kekhalifahan pertama pada 638 Masehi atau setengah abad setelah kehancuran Kuil kedua. 

Dalam periode Islam, kekhalifahan membangun Yerusalem dengan identitas yang baru dengan sebuah monumen Dome of the Rock yang berdiri kokoh diatas reruntuhan kuil tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun