Harapan 2000 tahun
Jika kita menengok lebih jauh ke belakang, paling tidak peristiwa yang terjadi 2000 tahun yang lalu, kita baru dapat memahami mengapa Israel begitu ingin menjadi penguasa tunggal Yerusalem.
Saat itu Yerusalem merupakan pusat keagamaan bangsa Yahudi dengan Kuil yang berdiri di atas Temple Mount. Kuil tersebut dibangun megah dengan lapisan emas dan tembok pualam putih yang membuatnya bersinar, merupakan bangunan paling indah pada masa itu.Â
Baik Alkitab, Talmud, maupun Alquran sama-sama meriwayatkan betapa megahnya Bait Allah pada masa itu. Kepada Kuil tersebut bangsa Yahudi mengarahkan ibadahnya dan berkurban karena terdapat Tabut Perjanjian sebagai jalur penghubung antara manusia dan Tuhan.
Dalam cacatan sejarah, sebanyak 52 perang telah terjadi di kota ini dan pernah dibumihanguskan sebanyak dua kali. Pada dua kali itu pula bangsa Yahudi menjadi korban kekalahan perang dan terusir dari Yerusalem.
Pertama ketika kekalahan dengan bangsa Babilonia dan yang kedua saat kekalahan melawan bangsa Roma, kuil kedua yang dibangun pada masa Herodes dihancurkan dan dibakar hingga melelehkan emas yang menghiasi bangunan tersebut.
Yosefus, sejarawan Yahudi pada saat itu, menuliskan bahwa kota ini "hampir seluruhnya diratakan dengan tanah oleh mereka yang menghancurkannya sampai fondasinya, sehingga tidak ada yang tersisa yang pernah dapat meyakinkan para pengunjung bahwa di situ pernah menjadi suatu tempat pemukiman (Jewish War, 7:1:1).Â
Bangsa Yahudi diusir dan dilarang memasuki Yerusalem selama ratusan tahun. Selama kekuasaannya, Temple Mount dibiarkan begitu saja dan bahkan dipenuhi sampah.
Dalam periode Islam, kekhalifahan membangun Yerusalem dengan identitas yang baru dengan sebuah monumen Dome of the Rock yang berdiri kokoh diatas reruntuhan kuil tersebut.