Mohon tunggu...
Aullia Lelyana Hapsari
Aullia Lelyana Hapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 tahun 2022. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan.

Saya adalah pribadi yang senang menulis namun tidak pandai mengungkapkan secara lisan. Oleh karena itu gagasan dan pemikiran banyak saya curahkan melalui tulisan dengan mengadopsi diksi dari berbagai literasi yang telah saya baca. Dewasa ini, kita disuguhkan dengan beragam jenis konten yang diunggah dalam sosial media namun bagi saya konten dokumenter adalah primadona. Dengan memadukan kejadian, fakta, dan permainan sudut pandang tersajilah sebuah konten layak tonton yang sarat akan muatan intelelegensi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi: Efektifkah Penerapannya?

26 Oktober 2023   19:00 Diperbarui: 26 Oktober 2023   20:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yogyakarta, Kamis 17 April 2023 - Di tengah masifnya sosialisasi mengenai kurikulum merdeka, pemerintah mendorong seluruh elemen instansi pendidikan untuk melakukan gebrakan pada proses pembelajaran dengan mengaplikasikan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Pendekatan ini berlandaskan pada konsep merdeka belajar yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara di mana proses pembelajaran adalah proses memanusiakan manusia dengan memberikan kebebasan berpikir baik bagi guru maupun peserta didik dalam menentukan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan produk belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi digadang-gadang menjadi sarana belajar efektif untuk meningkatkan capaian belajar peserta didik melalui upaya akomodasi kebutuhan belajar dengan memerdekakan potensi yang dimiliki masing-masing individu. Lantas bagaimana dengan penerapannya?

Sebagai salah satu sekolah afeksi yang tergolong favorit di kota pelajar, SMA N 5 Yogyakarta, mendorong penerapan pembelajaran berdiferensiasi melalui keterlibatan komponen terkait seperti kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya. Meskipun diakui bahwa SMA N 5 Yogyakarta masih menerapkan kurikulum 2013 (K-13) sebagai basis utama pembelajaran, namun segala persiapan telah secara menyeluruh dilakukan untuk menyambut pergantian kurikulum menuju kurikulum merdeka. Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan guru dalam sejumlah pelatihan ataupun seminar terkait implementasi pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka. Tahun ajaran baru 2023/2024 merupakan titik awal berlakunya kurikulum merdeka secara resmi di SMA N 5 Yogyakarta.

Secara khusus, pembelajaran berdiferensiasi telah mulai diadopsi pada mata pelajaran bahasa Inggris di SMA N 5 Yogyakarta dengan mengacu pada aspek diferensiasi konten, proses, dan produk. Diferensiasi konten meliputi segala upaya pemberian materi kepada peserta didik berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan di awal pembelajaran. Penerapannya di kelas merujuk pada variasi materi yang berupa video, audio, kunjung materi dan presentasi power point. Semantara itu, aspek diferensiasi proses merupakan strategi dalam proses belajar yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemahaman peserta didik tentang isi konten. Strategi ini diterapkan dengan melakukan perbedaan pada kegiatan belajar yakni secara individu, berpasangan, atau berkelompok. Yang terakhir adalah diferensiasi produk yang dimaknai sebagai hasil proses belajar peserta didik yang dikembangkan dalam sebuah produk belajar sesuai dengan minat dan gaya belajar. Penerapannya berupa variasi media yang digunakan peserta didik dalam menyampaikan atau mewujudkan pemahamannya seperti dengan menampilkan nyanyian, membuat video, melakukan mini drama, atau membuat poster. Lalu seberapa efektifkah penerapan pembelajaran berdiferensiasi terhadap capaian tujuan pembelajaran?

Dengan kolaborasi yang apik antara dua elemen utama pembelajaran yakni guru dan peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi secara efektif mampu meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dengan konsep memerdekakan, peserta didik dapat menangkap dan menggali informasi lebih mendalam terkait dengan materi yang diajarkan sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki. Oleh karenanya, pemahaman peserta didik jauh lebih berkembang dibanding saat mengaplikasikan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian sumatif yang menunjukkan adanya peningkatan nilai dan terpenuhinya poin-poin dalam tujuan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun