Mohon tunggu...
Auliya Safitri
Auliya Safitri Mohon Tunggu... -

BK 2014 UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerdas Bagi Pendidikan Anak

29 Agustus 2014   19:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:10 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih ingat dengan novel yang berjudul Laskar Pelangi? novel best seller yang ditulis oleh Andrea Hirata. sebuah kisah novel yang cukup menarik perhatian kita saat ini... bukan hanya cerita, tetapi juga banyak pesan yang dibawa... Apalagi saat diangkat dalam layar lebar disutradarai oleh Riri Riza, dan mendapat perhatian cukup banyak dari kaum muda.
Salah satunya adalah pendidikan di Indonesia. Potret sebuah sekolah yang sederhana, jauh dari kemewahan dan Ukiran prestasi yang bergengsi, tapi pendidikan yang tercermin bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan saja, melainkan sebuah perilaku dan etika, sehingga tumbuh sebuah kreatifitas yang bukan karena fasilitas.
Saat ini sebagian orang tua memimpikan investasi manusia pada pendidikan untuk masa depan anaknya. Biar jadi pengusaha, Dokter, atau semua yang secara sosial terpandang dan mempunyai harkat dan martabat secara financial.
Ada yang lebih mendasar di tawarkan dalam laskar pelangi ini, yaitu Budi pekerti.
Negara ini mungkin lupa, atau terpesona akan pendidikan metoda luar (barat), sehingga tidak diliriknya pendidikan yang telah di rintis pendahulu kita, Seperti Ki Hadjar Dewantara, Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dalam karya mereka terbentuklah Taman Siswa, Muhammadiyah. Beliau-beliau ini telah mencoba merintis pendidikan yang mengajarkan akan budaya timur, sepert budi pekerti, etika, sopan santun pada anak bangsa negeri ini.
Saat ini tidak jarang kita temui siswa yang pandai, tetapi tidak punya tata krama dan etika, atau malah di tidak tahu sopan santun.
Meskipun hal ini bukan hanya tugas dari sekolah, untuk memberikan bekal bagi anak kita, tetapi juga peran keluarga diperlukan dalam hal ini. Waluapun saat ini jumlah keluarga yang menanamkan pendidikan Budi Pekerti sudah mulai "tidak sempat", sehingga melimpahkan semua ke sekolah. Sedangkan sekolah juga di tuntut tidak hanya mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah favorit, yang diharapkan akan menunjang keberlangsungan dan kesejahteraan Sekolah.
Bila kita sedikit saja melirik pendidikan di Jepang, dimana pendidikan tidak hanya dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga tetap di berikan pendidikan budi pekerti dan pengetahuan budaya mereka. Sehingga mereka tetap mencintai dan juga mengerti asal mereka dengan budaya nenek moyangnya.
Pendidikan tidak hanya mengedepankan kecerdasan Intelektual tetapi juga Kecerdasan Moral, Spiritual dan Emosional.
Terkadang kita ataupun orang tua beragapan kecerdasan yang maksud adalah kemampuan anak dalam berhitung, mengahafal, meniru, pandai dalam membuat analisa yang dibuktikan pada prestasi di sekolah. Meskipun pemahaman ini tidak salah, namun juga kurang lengkap. Cerdas yang dimaksud adalah kemampuan anak dalam mengorganisir dengan baik aspek Intelektual, Emosional, Moral dan Spiritual.

Kecerdasan Intelektual, merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk melakukan perhitungan matematis, menganalisa, mengingat, dan beragumen. Sehingga pada umumnya, sang anak akan berhasil menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan baik.

Kecerdasan Emosional, merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola dan memanfaatkan perasaan dengan baik. Seperti memahami orang lain, kemandirian, kerjasama, menyesuaikan diri dan berpikir positif. Tentunya hal ini dipengaruhi juga oleh kepribadian yang sehat.

Kecerdasan Moral, merupakan kemampuan seseorang yang peka dan mampu menentukan baik dan buruk. Seperti kejujuran, kerelaan menolong, kesetiakawanan, kepedulianan, kesederhanaan dan adil.

Kecerdasan Spiritual, merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengembangkan nilai-nilai yang mulya, seperti: kasih, kebenaran, ketaquan, ketaatan, pelayanan, pengabdian dan pengorbanan. Jadi kecerdasan Spiritual bukan saja ketaatan dalam menjalankan hukum-hukum agama, tetapi juga nilai dan sikap hidup dalam agama yang tulus dan mulia.

Jadi pendidikan untuk anak bangsa ini, bukan hanya dikarenakan oleh Sekolah saja, tetapi peran orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara. Cerdas yang bagaimana yang akan kita bekali kepada generasi akan datang, akan juga menentukan nasib keluarga, dan juga negara.

Solusi dari masalah ini adalah pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan lagi tapi tidak hanya pendidikan akademik yang dtingkatkan melaikan non akadekik harus ditingkatkan juga. Orang tua juga harus tahu kemampuan anak-anaknya dibidang apa saja, karena yang dimaksud cerdas dalam pendidikan tidak hanya menghafal,menghitung dan lain-lain. Anak-anak juga harus leboh diajarkan tetang budi pekerti.

Harapan saya yang pasti ingin pendidikan di Indonesia di sama ratakan agar tidak membedakan derajat, dan ditingkatkan lagi akademik dan non-akademiknya. anak-anak juga harus diajarkan tetang sopan santun sejak dini agar menjadi manusia yang berpendidikan serta berbudi pekerti.

http://masalahpendidikandinegaraku.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun