Sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi akal pikiran dan nafsu, manusia menjadi mahluk yang paling sempurna diantara makhluk hidup lainnya di bumi. Dengan kemampuan lebih yang dimiliknya, manusia memiliki kendali utama terhadap ekosistem disekitarnya. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan sekaligus memuaskan nafsunya. Akan tetapi, manusia juga tak sepenuhnya memegang kendali penuh terhadap alam. Sering kali alam juga menjadi “penguji” kemampuan manusia untuk bertahan hidup, kemudian “menyeleksi” siapa yang mampu bertahan dan siapa yang gugur.
Salah satu teori yang menjelaskan fenomena itu adalah teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin (1809). Ilmuwan berkebangsaan Inggris ini berpendapat bahwa mahluk hidup terus-menerus mengalami perkembangan. Di dalam perkembangan tersebut, mahluk hidup yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan mampu bertahan dan lolos dari seleksi alam. Fenomena ini yang kemudian disebut seleksi alam (Bagaskara, 2019). Teori lain yang sependapat dengan fenomena itu juga datang dari pemikiran Frederich Ratzel (1844-1904). Dalam teorinya yang berjudul Antopogeographie, kehidupan manusia sangat tergantung oleh alam. Sehingga kebudayaan dan mobiltasnya dibatasi dan ditentukan oleh kondisi alam di permukaan bumi Jika berkaca pada teori ini, Alam memiliki pengaruh kuat terhadap kehidupan manusia. Sehingga, setiap tingkah laku manusia ditentukan dan dipengaruhi oleh alam yang ada di sekitarnya (Bagaskara, 2019). Paham ini kemudian disebut paham determinisme, yang berarti alam memengaruhi kehidupan manusia.
Salah satu sektor yang berkatian dengan kehidupan manusia adalaha sektor transportasi. Secara bahasa, transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare, trans berarti seberang atau sebelah lain, dan portare berarti mengangkut atau membawa. Menurut Salim (2000), transportasi merupakan kegiatan memindahkan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dari pengertian tersebut, kita dapat memaknai transportasi sebagai satu aktivitas perpindahan baik barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lain untuk suatu tujuan tertentu. Menurut Rodrigue (2006), tujuan transportasi adalah untuk mengatasi ruang, yang dibentuk oleh berbagai kendala manusia dan fisik seperti jarak, waktu, pembagian administrasi dan topografi. Transportasi diciptakan untuk mengatasi kendala tersebut, sehingga mendorong manusia untuk saling berinteraksi dan berintegrasi dengan manusia lainnya di wilayah lain. Meski begtu, sering kali kondisi alam menjadi hambatan dan tantangan bagi transportasi itu sendiri.
Berkaca kepada kondisi geografis, Indonesia merupakan negara dengan bentang alam yang unik dan khas. Wilayah negaranya terdiri dari ribuan pulau yang dipisahkan oleh laut. Di satu sisi, kondisi ini merupakan kendala alamiah bagi masyarakat Indonesia untuk saling terintegrasi satu sama lainnya. Sangat sulit akhirnya memaksakan untuk mengubah bentang kepulauan Indonesia menjadi suatu daratan utuh, atau saling tersambung antar pulau melalui jembatan laut. Sehingga masyarakat Indonesia harus bisa menerima kondisi alam mereka. Kondisi alam yang saling berbeda ini kemudian berdampak perbedaan sosial budaya antar wilayah satu sama lainnya.
Melihat situasi tersebut, maka transportasi yang memungkinkan untuk saling berinteraksi antar pulau yakni dengan menggunakan transportasi laut dan udara. Semakin berkembangnya zaman, kapal laut dan pesawat terus mengalami perkembangan kuantitas dan kualitas, memungkinkan untuk mengangkut banyak orang dengan waktu tempuh yang semakin cepat. Perkembangan moda transportasi udara dan laut inilah yang kemudian menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia untuk mobilisasi antar pulau. Selain moda transportasinya, infrastruktur penunjang transportasi laut dan udara juga terus mengalami perkembangan. Jumlah pelabuhan dan bandara pun terus ditambah dan ditingkatkan operasionalnya, demi memudahkan mobilitas masyarakat di Indonesia.
Berkaca pada kondisi serta solusi yang ada, transportasi antar pulau di Indonesia saat ini merupakan gambaran dari paham determinisme yang dikembangkan oleh Darwin dan Ratzel. Masyarakat Indonesia sulit bahkan hampir mustahil untuk menyatukan daratan Indonesia. Sehingga masyarakat kita pun hanya bisa beradaptasi dan mengembangkan solusi yang memungkinkan untuk tetap bisa melakukan mobilisasi antar pulau. Solusi yang dikembangkan pun bukan dengan mengubah bentang alamnya, tapi mengembangkan sarana transportasinya agar dapat menjawab tantangan alamiah yang dimiliki bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bagaskara, Aryoseta. 2019. Apa yang dimaksud dengan Determinisme?. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-determinisme/120614/2. Diakses 10 Juni 2020 Pukul 03.35 WIB
Nasution, A. 1996. Menajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rodrique, J.P, C. Comtois and B. Slack. 2006. The Geography of Transport Systems. London: Routlege
Salim, H.A. Abbas. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.