Permasalahan gizi merupakan permasalahan yang sangat mendasar bagi manusia. Bagi Indonesia permasalahan ini sangat penting untuk bisa ditanggulangi dan dikendalikan karena akan mengganggu terwujudnya generasi yang handal dalam upaya membangun manusia dan masyarakat seutuhnya yang berkualitas.
Stunting adalah kondisi dimana seseorang kekurangn gizi kronis (dalam jangka waktu yang lama). Sering terjadi terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) sehingga tinggi badannya dibanding usianya terlihat lebih pendek dari sebayanya. Sebagai indikator dalam penentuan status stunting menggunakan indikator Tinggi Badan / Usia (TB/U). Menurut WHO dikatakan stunting bila TB/U < -2 SD.
Sesungguhnya  masalah stunting ini  terjadi  karena adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan (zat gizi) dan konsumsi (makanan). Ketidakseimbangan ini terjadi karena Pola Asuh Gizi Anak (cara memberikan makanan) yang tidak memadai. Stunting saat ini merupakan salah satu dari lima Program Prioritas Nasional, serta  stunting  juga  menjadi  satu  isu  global  yang  terjadi  saat  ini  yang  harus mendapat prioritas dalam upaya pencegahan dan penanganannya
Dengan masih adanya kasus stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pracimantoro I yang di bulan september 2018 tercatat ada 34 kasus stunting, maka puskesmas berupaya untuk bisa melakukan upaya-upaya yang mendasar dalam pencegahan dan penanggulangan stunting. Untuk itu UPTD Puskesmas Pracimantoro I mencoba untuk menggunakan ide kreatif atau gagasan baru.
Kegiatan inovasi yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kasus stunting yang ada di UPTD Puskesmas Pracimantoro I adalah "JUMANGIN" atau Maju Bersama Tanggulangi Stunting. Dengan inovasi ini diharapkan akan menggerakkan seluruh elemen masyarakat dalam program pencegahan dan penanggulangan stunting di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H