Mohon tunggu...
Auliya Ihza H
Auliya Ihza H Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tarian Jemari Diatas Tutsboard Ini Untukmu,Bu..

11 Oktober 2015   01:29 Diperbarui: 4 November 2018   22:00 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kudus, 09 April 2015

Ibu..

Maaf.

Melenguhlah aku layaknya lembu.
Tapi tidak,Bu,
aku tak ingin menjadi lembu.

Setidaknya aku ingin menjadi manusia yang lebih berguna untuk lainnya.
Tapi melenguhlah aku saat ini.
Ketika kepenatan menyeruak.
Dan sepisau sunyi menusuk.
Ibu..
Anakmu ingin beristirahat dipangkuanmu.
Anakmu yang lelah batin dan raganya ini.
Anakmu melenguh.
Lelah Ibu..
Bisakah aku berdiri dipanggung itu,Bu?
Bisakah mereka memanggil namaku dan namamu untuk maju kepanggung itu,Bu?
Sedang anakmu hanya memandangi dan menghafal huruf-huruf yang tak ada ujungnya itu.
Tanpa membuatnya hidup disini,Bu.
Dikepala ini..
Ibu.
Satu menit saja.
Biarkanku meletakkan kepalaku dipangkuanmu.
Lalu belailah kerudungku.
Usapkan nada penenang kalbu padaku,Bu..
Ibu.
Engkau lelah,ya?
Tapi engkau senang tidak mendengar kabar-kabar hasil ujianku , Bu?
Aku berusaha keras , Bu.
Aku yakin Ibu pasti senang .
Iya kan,Bu?
Ibu hanya tidak ingin terlihat puas dengan apa yang kudapat kan,Bu?
Tapi..
Taukah engkau,Bu..
Saat aku mengabarkan hal itu..
Aku menaruh harapan Ibu akan mengusap kepalaku dan mengatakan aku anak Ibu yang hebat..
Ibu tersenyum.
Namun kembali dengan suara khasmu itu menyuruhku belajar.
Iya Bu. Aku paham..
Aku masih belum sehebat Al-Kindi.
Aku masih belum seta’at Fatimah Az-Zahra.
Aku pun masih belum tegar setegar Ibu ketika mendengar kabar adikmu meninggal ditempat nun jauh disana.
Ibu..
Aku tak apa dengan nada khasmu yang menyuruhku terus belajar,Bu.
Dan Bu..
Terimakasih yang tak pernah terhenti untuk Dia,
Dia yang menciptakan Ibu sehebat engkau,
dengan segala cerita luar biasa ketika aku berada 9bulan 10 hari dirahimmu.
Ibu,
Aku ikut menangis dalam diam saat melihatmu menangis dalam balutan mukena.
Disepertiga malam itu.
Dan yang lebih membuatku menangis,
ada namaku kau sebut dalam do’a penuh tulusmu itu.

Ibu..
Menderulah jantungku ketika kubayangkan dirimu.

Terimakasih..
Aku juga tak akan pernah lupa
mendo’akanmu sekalian..
Ibu..
Semoga Dia selalu melimpahkan rezeki dan kesehatan yang barakah kepadamu dan kepada Ayah ya,Bu.
Aku sayang Ibu lengkap dengan segala didikan keras dan ajaib yang Ibu terapkan untukku.
Ibu..
Je t’aime ..

 

Tulisan yang saya ketik sebelum Ujian Nasional dan telah saya posting di blog pribadi saya.

Tentang harapan, impian , berada diatas panggung perpisahan bersama mereka yang luar biasa. Dan Alhamdulillah..
Ibu, aku berhasil membawamu benar-benar naik ke panggung itu kan Bu :)

Dan saat ini, di 11 Oktober 2015 di kamar kos yang sudah benar-benar sunyi ini..
Aku merindukanmu.
Dengan segala apa yang ada pada dirimu, Bu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun