Dewasa ini, permainan elektronik nan canggih sangatlah menjamur. Namun ditengah merebaknya permainan elektronik tersebut, permainan kartu tetap dilirik sebagai permainan yang mampu mengusir penat dan mengasah otak. Alat bermain yang terbuat dari kertas tebal atau kertas semi-plastik ini masih cukup menarik tidak hanya kalangan anak SMP atau SMA, melainkan juga di jenjang mahasiswa.
Saat itu, jam kuliah kosong dan ada salah satu dari teman karib saya yang membawa kartu UNO. Saya diajak bermain, namun karena saya merasa awam dengan permainan ini saya pun menggeleng dengan dalih perut sudah sangat keroncongan. Hehe. Saya keluar sebentar ke kantin dan membeli beberapa panganan. Ketika kembali ke kelas, sudah ada sekelompok teman saya yang duduk bersila melingkar sambil memegang kartu bagiannya masing-masing. Saya hanya duduk mengamati mereka. Kelihatannya seru sekali. Lalu saya nyeletuk ,”Awas ada dosen nanti dikira judi”. Sontak saja teman-teman saya itu tergelak mendengar pernyataan polos orang ndeso seperti saya. “Tidak mungkin”, begitu kata mereka kompak.
Lalu sesuatu melintas di benak saya.Ternyata permainan kartu bukan hanya remi atau pokeran yang biasa saya mainkan waktu kecil di kampung saya dulu. Saya kemudian menjelajah ‘Mbah Google’ yang katanya serba ada itu. Menurut sepemahaman saya dari hasil penjelajahan itu,ada banyak jenis permainan kartu populer yang muncul di Indonesia, misalkan kartu bridge dan kartu UNO. Kartu bridge biasa dikatakan sebagai kartu remi di kalangan masyarakat pada umumnya. Kartu remi sering digunakan untuk main remi itu sendiri, truff, pokeran , permainan sulap, atau mengasah kesabaran dengan membuat miniatur rumah dari kartu ini. Kartu remi berjumlah 52 lembar, dengan dibagi menjadi dua warna hitam dan merah serta empat jenis gambar. Ada daun, keriting, wajik, dan hati.
Ialah kartu UNO yang dimainkan oleh teman-teman saya. Kartu yang memiliki arti “satu” tersebut adalah permainan kartu yang sudah ada sejak 1971, diciptakan oleh Merle Robbins . Di tahun 80-an, permainan UNO masuk ke Indonesia dan cukup mendapat banyak peminat. Akan tetapi, kartu remi di Indonesia seperti mendapat stigma negatif oleh masyarakat Indonesia dikarenakan kartu remi ini digunakan untuk berjudi. Anak-anak seolah dilarang untuk memainkan kartu brigde ini. Padahal jika digunakan tanpa unsur perjudian pun permainan kartu ini memiliki sisi positifnya,seperti
- Mampu menjalin keakraban dengan teman sebayanya. Begitupun jika dimainkan bersama keluarga, kedekatan atau keakraban antara anak dan keluarga pun menjadi lebih erat.
- Mengasah kemampuan atau skill kognitif. Sedikit banyak, permainan kartu bersifat kompetitif sehingga membutuhkan daya berfikir lebih untuk menetukan strategi permainan agar bisa memenangkan game.
- Bermain UNO selain untuk hiburan juga bisa melatih otak kanan dan otak kiri,juga konsentrasi dan daya ingat.
- Memang, UNO adalah permainan kartu yang membutuhkan taktik dan lebih rumit dari sekedar permainan kartu bridge. Pun dalam permainan kartu semacam UNO ini ternyata yang jika ditelisik lebih jauh ada relevansinya atau memiliki filiosofis untuk kehidupan manusia.
Lalu, fakta hebat mengenai UNO ini adalah bisa diaplikasikan sebagai parenting anak dikeluarga. Seperti beberapa poin manfaat diatas, jika diterapkan dalam sistem parenting maka bisa dengan memberi beberapa nasehat tidak langsung yang bisa diberikan di tengah-tengah permainan seperti jika kalah jangan menangis. Tapi segera ayo berusaha lagi, ubah strategi dan waspada. Jika menang, jangan sombong, karena kondisi bisa saja berbalik dengan cepat.
Nah, dari semuanya itu, mengajarkan kita bahwa sebuah kegembiraan bisa diperoleh dengan cara gratis,hehe. Yaitu dengan bermain bersama teman-teman atau saudara-saudara mereka. Daripada menyendiri dan sibuk dengan gadget. Bermain bersama teman atau saudara itu bisa menghadirkan tawa yang lepas dan pekikan kegembiraan yang bikin plong. Amat jauh lebih nikmat ketimbang kegembiraan yang kita peroleh ketika bermain game di gadget seorang diri.
Source : analisis penulis dan saduran dari berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H