Cina dan Rusia yang lebih maju dalam industrialisasi menjadi lebih berpengaruh dalam perdagangan global, sementara Mongolia yang bergantung pada ekspor sumber daya alam, terutama mineral, menjadi kurang kompetitif dalam pasar dunia yang semakin maju.
Selain itu, perubahan ekonomi yang cepat di Cina dan Rusia membuat Mongolia mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri.
 Ketergantungan ekonomi dan sejarah konflik yang panjang dengan negara-negara besar ini juga membuat Mongolia mengambil sikap hati-hati dalam kebijakan ekonomi dan politik luar negerinya. Namun, Mongolia tetap mempertahankan budaya nomaden mereka, yang kini menjadi daya tarik pariwisata bagi banyak orang di seluruh dunia.
Kehidupan nomaden Mongolia tetap terjaga meskipun dunia modern semakin maju. Masyarakat Mongolia masih mempertahankan nilai-nilai kebebasan, kemandirian, dan hubungan kuat dengan alam yang sudah diwariskan sejak zaman nenek moyang.
Kehidupan mereka yang sederhana dan dekat dengan alam seolah menjadi oase di tengah arus globalisasi. Dalam keterbatasan dan tantangan alam yang keras, mereka menemukan kebahagiaan, ketenangan, dan kehormatan dalam hidup yang sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H