Rencana Ambisius Tiongkok untuk Meningkatkan Perumahan Bersubsidi 2021-2025
Tiongkok telah mengumumkan langkah besar dalam strategi perumahan nasionalnya dengan fokus pada pengembangan perumahan sewa yang disubsidi pemerintah selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjamin keamanan perumahan bagi masyarakat, terutama bagi penghuni baru dan generasi muda di kota-kota besar.
Selama bertahun-tahun, Tiongkok telah mencapai kemajuan luar biasa dalam penyediaan perumahan bersubsidi. Menurut Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan, Wang Menghui, negara ini telah membangun lebih dari 80 juta unit perumahan bersubsidi dan melakukan renovasi besar-besaran yang meningkatkan kondisi hidup lebih dari 200 juta orang yang mengalami kesulitan. Hal ini disampaikan oleh Wang dalam konferensi pers pada hari Selasa.
Pencapaian besar Tiongkok dalam membangun sistem keamanan perumahan terbesar di dunia telah memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan negara tersebut dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dalam segala hal. Di antara berbagai jenis perumahan bersubsidi yang ditawarkan, perumahan sewa dibangun terutama untuk mengatasi kekhawatiran penghuni baru dan generasi muda di kota-kota besar. Sedangkan, perumahan kepemilikan bersama dirancang untuk masyarakat yang tidak mampu membeli perumahan komersial, sehingga dapat meningkatkan kondisi hidup mereka, tambah Wang.
Komitmen Tiongkok untuk mengatasi masalah perumahan yang mencolok di kota-kota besar telah ditekankan kembali pada Konferensi Pekerjaan Ekonomi Pusat yang diselenggarakan pada bulan Desember tahun lalu. Pengembangan perumahan sewa disebut sebagai salah satu tugas ekonomi utama Tiongkok pada tahun 2021.
Dalam laporan kerja pemerintah tahun ini, Tiongkok menegaskan kembali prinsip bahwa "perumahan adalah untuk ditinggali, bukan untuk spekulasi" untuk ketiga kalinya sejak pertama kali diusulkan pada tahun 2016. Negara ini berjanji untuk menjaga harga tanah dan perumahan serta ekspektasi pasar tetap stabil. Kebijakan ini mencerminkan komitmen kuat Tiongkok dalam memastikan akses perumahan yang terjangkau bagi seluruh masyarakatnya.
Perbandingan dengan Kebijakan Tapera di Indonesia
Sementara Tiongkok memperkenalkan rencana ambisiusnya, Indonesia juga tidak ketinggalan dalam upaya meningkatkan akses perumahan bagi warganya. Melalui kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang diatur dalam Pasal 3 UU Tapera, Indonesia bertujuan untuk menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan. Kebijakan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau bagi peserta.
Namun, tidak seperti Tiongkok yang telah mendapatkan banyak pujian atas pencapaiannya dalam sektor perumahan, kebijakan Tapera di Indonesia menghadapi kontroversi. Banyak pihak di Indonesia yang merasa kebijakan ini belum sepenuhnya siap diimplementasikan dan membutuhkan lebih banyak sosialisasi serta perbaikan dalam pelaksanaannya.
Beberapa kritik yang muncul terhadap Tapera mencakup kekhawatiran tentang pengelolaan dana, transparansi, serta efektivitas program ini dalam benar-benar menyediakan perumahan yang layak bagi seluruh peserta. Meskipun tujuan Tapera mulia, pelaksanaannya yang belum optimal menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia.
Di sisi lain, Tiongkok telah menunjukkan keberhasilannya dalam mengelola proyek perumahan bersubsidi dengan baik. Dengan lebih dari 80 juta unit perumahan yang telah dibangun dan lebih dari 200 juta orang yang mendapatkan manfaat, Tiongkok telah menetapkan standar tinggi dalam penyediaan perumahan bersubsidi.
Menyongsong Masa Depan yang Lebih Cerah
Rencana Tiongkok tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah perumahan sewa yang disubsidi tetapi juga untuk memastikan bahwa perumahan tersebut memenuhi standar kualitas yang tinggi dan dapat diakses oleh kelompok-kelompok yang paling membutuhkan. Fokus pada perumahan sewa juga menunjukkan upaya Tiongkok untuk menanggulangi permasalahan urbanisasi yang cepat dan kebutuhan perumahan yang terus meningkat di kota-kota besar.