Mohon tunggu...
Auliya Ahda Wannura
Auliya Ahda Wannura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Seorang Penulis freelance dan solo traveler.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Skylark dan Rumput Liar

4 Januari 2024   22:27 Diperbarui: 4 Januari 2024   22:31 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Skylark dan Rumput Liar

Bisikan mengalun lembut di telingaku dengan penuh cinta, tapi entah mengapa saat kita bertemu, akhirnya kita harus menyangkalnya. Dengan memegang bilah pisau di pelukanku, seperti fajar yang menyengat malam.

Apa yang tertulis di kertas itu terasa dangkal, akan tetapi tulisannya sangat pahit dan sulit diungkapkan. Tawa itu sangat kontradiktif, membuatku terlalu mencintai dan membenci, tapi keduanya tetap ada di hatiku.

Semakin siang semakin terasa hangat. Pelukan itu lebih dingin dari angin dan hujan. Mengapa kita bersanding? Seperti kunang-kunang yang saling bertemu di malam hari, namun hati kita menangkapnya sebagai nyala api.

Hal yang paling sulit untuk ditulis dengan pena dan tinta adalah kata cinta, aku rela melakukannya selamanya setiap malam demi melihat kunang-kunang, Aku tidak akan berbicara lebih, tetapi aku memohon untuk pertemuan terakhir.

Kamu mungkin tidak akan menoleh ke belakang, tapi aku masih menunggu di tempat terakhir kali kita bertemu. jadi aku memeluk pedang itu agar merasa sedikit hangat. Sungguh menyedihkan dan sangat menyedihkan, sekarang aku hanya bisa menyalahkan dunia karena malam ini masih gelap dan terasa panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun