Mohon tunggu...
Siti Aulin Nimah
Siti Aulin Nimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tetap Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Membatasi Spiritualitas dalam Beribadah

17 November 2021   15:24 Diperbarui: 17 November 2021   15:37 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allah SWT memberikan kita kesempatan yang lebih banyak untuk berpikir, bahwa kita diciptakan di dunia ini adalah untuk mengabdi dan patuh kepada-Nya dengan cara menjalankan segala perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Walaupun kita sedang di uji dengan adanya pandemi Covid-19 ini, kita seharusnya dapat bersyukur dalam setiap situasi dan kondisi. Bukan malah kufur dengan menyalahkan keadaan. Seperti yang dikatakan oleh ulama besar universitas Al-Azhar Mesir, Maulana Syeikh Yusri Rusydi Sayyid Jabr Al-Hasani, "Sesungguhnya menerima ketentuan Allah, bertawakal kepada Allah dan menyerahkan segala urusan kepada Allah dan rida dengan ketetapan Allah. Semua ini lebih baik dari pada amalan-amalan zikir (lisan) dan amalan yang melibatkan anggota tubuh." Ini artinya ketika kita ridha dan percaya dengan ketetapan yang telah Allah tentukan, maka itu merupakan sesuatu yang baik disisi Allah SWT.

Beberapa waktu yang lalu, kita telah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Perbedaan antara Ramadhan dua tahun ini dengan Ramadhan sebelum-sebelumnya sangat terasa. Dimana mulai dari solat Tarawih maupun solat Idul Fitri yang beberapa masjid tidak melaksanakannya, sampai peringatan-peringatan hari besar seperti Nuzul Qur'an yang juga tidak diadakan. akantetapi pada esensinya, kekhidmatan ibadah masih dapat kita rasakan dengan saling berbagi antar sesama umat muslim.

Jadi dengan adanya pandemi Covid-19, bukan malah menurunkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Sang Pencipta, tapi dengan adanya pandemi ini ibadah kita akan bertambah secara kualitas dan kuantitas karena ada banyak kesempatan dan kelonggaran waktu yang kita punya selama Pandemi ini.

Banyak orang yang kekurangan waktu di waktu siang untuk beribadah karena kesibukannya untuk bekerja mencari nafkah, sehingga mereka hanya meluangkan waktu untuk beribadah di malam hari. Tetapi pada masa Pandemi Covid-19, di siang dan malam hari kita dapat melakuakan aktivitas ibadah lebih banyak. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk beribadah di rumah, seperti berzikir, memperbanyak membaca Al-Quran, mendengar tausyiah, maupun bermuhasabah. Sebenarnya, kita harus meluangkan waktu untuk beribadah, jangan beribadah untuk mengisi waktu luang. Ibadah terdiri menjadi dua bagian, ibadah mahdhah dan ibadah ghoiru mahdhah.

Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah tetap ketentuannya yang diperintahkan kepada Rasulullah SAW, untuk dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dan umatnya, seperti Shalat Fardhu, zakat, dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang diizinkan oleh Allah SWT. Untuk dilakukan walaupun tidak ada dalil khusus yang memerintahkan agar ibadah tersebut untuk dilaksanakan, seperti sedekah. Selama masa pendemi Covid-19, selain melakukan ibadah mahdhah, kita juga bisa melakukan ibadah ghairu mahdhah seperti menjadi relawan gugus tugas Covid-19, asalkan dengan niat untuk beribadah kepada Allah SWT. Kegiatan mulia seperti ini dapat bernilai ibadah ketika kita melakukannya dengan keiklasan dan keimanan. Memberi manfaat bagi orang yang membutuhkan merupakan suatu kebaikan yang sangat bernilai.

Sikap adalah bentuk kecenderungan untuk bertindak senang ataupun tidak terhadap objek tertentu. Sikap menjadi peranan penting dalam beragama. Bisa diperoleh melalui faktor keluarga, lingkungan maupun diri sendiri. Sikap spiritualitas merupakan sikap yang dapat terhubung dengan proses pembentukan keimanan serta pembentukan akhlak mulia terhadap sesama makhluk.

Kesimpulan

Dimasa pandemi ini ada bebrapa hal yang bisa kita terapkan untuk meningkatkan keimanan di masa pandemi ini, yakni;

Pertama, menanamkan sikap sabar dan ihklas dalam menghadapi musibah wabah covid-19. Sikap tersebut dapat memberi ketenangan pada tubuh dan pikiran, sehingga akan menjauhkan kita dari stress. Sikap sabar juga dapat menjauhkan kita dari berbagai penyakit salah satunya dalam menghindari panik yang berlebihan ditengah wabah covid-19.

Kedua, Sikap untuk selalu menjaga kebersihan. Ini sejalan dengan nilai-nilai islam seperti melakukan thaharah atau berwudhu. Dimasa wabah ini untuk menjaga kebersihan harus selalu cuci tangan atau menggunakan handsanitizer sebelum maupun sesudah melakukan aktifitas, ternyata Islam sudah terlebih dahulu untuk selalu menerapkan kebersihan seperti hadis berikut "annazofatu minal iman" yaitu kebersihan sebagian daripada iman.

Ketiga, Menerapkan sikap persudaraan dengan saling tolong menolong dalam menghadapi wabah covid-19. Islam merupakan agama Rahmatan lil'alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam. Dalam masa wabah ini islam yang sarat akan manfaat serta maslahat bagi individu maupun sosial dianjurkan untuk saling tolong menolong tanpa memandang agama, suku, ras ataupun status sosia. Penerapan sikap ini dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Basariyah dan ukhuwah Insaniyah. Seperti firman Allah dalam surah (Ar-Rahman: 60) "Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun