Setiap individu pasti pernah mengalami stress. Stress bisa datang kapan dan darimana saja, salahsatunya dikarenakan adanya pandemic Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus corona yakni dengan menerapkan lockdown dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) serta menghimbau masyarakat untuk selalu taat pada protocol kesehatan yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak dan membatasi mobilitas (WHO).
Berbicara mengenai pandemic Covid-19, semua lini kehidupan terkena imbasnya termasuk kesehatan mental. survey menunjukkan bahwa 56% ibu rumah tangga mengaku stress dan mengalami gejala kecemasan, susah tidur dan mudah marah (CNN Indonesia, 2020). Dalam survey lain yang dilansir dari Kompas.id (15/5/2020) menjelaskan bahwa 95% keluarga di Indonesia mengalami stress akibat dari pandemic Covid-19.
Menurut WHO terdapat tanda-tanda yang menunjukkan seseorang mengalami stress, diantaranya yaitu mudah marah atau tersinggung, sulit focus atau berkonsentrasi, merasa cemas secara terus menerus, merasa kuwalahan dengan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, mood swing atau suasana hati gampang berubah-ubah, perubahan pola tidur, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Robin (2001 dalam Moh Muslim, 2020) mendefinisikan stress sebagai kondisi yang menekan keadaan psikologis individu yang terdapat penghalang atau hambatan dalam mencapai suatu kesempatan. Menurut Moh Muslim (2020) stress di definisikan sebagai sebuah keadaan yang dialami seseorang ketika terdapat ketidaksesuaian antara tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya.
Selama terjadinya pandemic Covid-19, memunculkan berbagai pemicu stress diantaranya yakni (1) stress akademik; penyebab stress akademik di masa pandemic yakni adanya tuntutan-tuntutan yang dibebankan dengan model pembelajaran secara daring, yangmana media online menjadi lebih melelahkan dan membosankan karena tidak dapat berinteraksi secara tatap muka dan bertemu langsung dengan teman ataupun guru. (2) stress kerja; penyebab dari stress kerja yakni permasalahan ekonomi, pemotongan gaji karyawan, serta terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK. (3) stress dalam keluarga; merupakan akumulasi dari stress akademik yang dialami oleh anak, stress kerja yang dialami oleh orangtua, kondisi keluarga yang kurang harmonis, dapat memeperkuat terjadinya stress dalam keluarga (Muh Muslim, 2020).
Terdapat tahapan-tahapan stress (Hawari, 2001) diantaranya yakni (1) paling ringan; sress dengan minat kerja yang besar bahkan berlebih, ditandai dengan terselesaikannya pekerjaan tanpa mempertimbangkan tenaga yang dimiliki, (2) stress yang disertai keluhan seperti ketika bangun pagi terasa tidak segar atau letih dan mudah capek, (3) keluhan stress sepertu defejasi tidak teratur (kadang diare atau otot semakin tegang), (4) tahapan stress yang ditandai dengan keluhan tidak mampu bekerja sepanjang hari dan ketika melakukan aktivitas terasa sulit, (5) tahapan stress ditandai dengan kelelahan fisik dan mental, pekerjaan ringan atau sederhana tidak terselesaikan, (6) tahapan stress yang paling berat dan ditandai dengan sesak nafas, tremor, serta jantung berdebar kencang.
Stress memang tidak dapat dihindari oleh siapapun apalagi di masa pandemi covid seperti ini. Namun stress dapat berdampak positif jika dikelola dengan baik. Oleh karenanya, penting bagi setiap individu untuk mengelola stress yang ada dalam dirinya.
Manajemen stress atau mengelola stress merupakan suatu upaya tentang bagaimana individu mengkontrol atau mengatur stress dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan hidup. Manajemen stress bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan mengetahui cara-cara mengelola stress. Manajemen stress bukan hanya sekedar mengatasi stress akan tetapi juga menanggulanginya secara adaptif dan efektif.
Manajemen stress erat kaitannya dengan upaya menjaga kesehatan mental individu. Di masa pandemic seperti ini, individu ditekankan untuk dapat mengontrol, mengendalikan dan mengelola stress yang dialaminya dengan tujuan agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan dapat tetap menjalani hidup dengan lebih baik, tentram dan tenang.
Cara mengelola stress