Banyak dari teman-teman kita, khususnya, setelah mengetahui jika kita mahasiswa psikologi, menanyakan hal-hal serupa
"Kamu bisa nerawang aku ya?"
"Coba tebak aku orangnya kaya gimana sih?"
"Kalo aku gini, nanti hasilnya gimana?"
Relate? Ehehehe...
Sebenernya, anak-anak psikologi tidak sama dengan cenayang yang bisa tahu atau meramalkan masa depan loh.. Hihihii..
Tahu bukan karena tahu, tapi tahu karena observasi, yang tidak instan juga. It's takes time babe..
Dalam Fudyartanta (2005), dijelaskan jika ingin memprediksi dan mengetahui tingkah laku manusia, diperlukan beberapa fase, yaitu,
- Pengumpulan data
- Berkembangnya informasi
- Penolakan/pemodifikasian/penerimaan informasi
- Pengembangan dan pengintegrasian hipotesis
- Model dalam dinamik kepribadian
- Adanya variabel-variabel yang kondisional
- Prediksi tingkah laku
Observasi  yang dilakukan oleh pengamat/observer harus bisa dilakukan secara sistematis dan dipertanggungjawabkan. Hal yang perlu diwaspadai dalam observasi adalah subjektivitas dan observasi hanya dalam bayangan observasi.
Ni'matuzahroh&Prasetyaningrum (2018) menjelaskan, dalam psikologi ada beberapa keguanaan observasi, di antaranya observasi dalam setting psikodiagnostik, psikologi klinis, psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, serta psikologi industri dan organisasi.
Jadi, untuk menebakmu diperlukan observasi dan observasi bisa dilakukan dalam berbagai setting yaa friend. Hehehe..Â
Sumber:
Ki Fudyartanta. (2005). Pengantar Psikodiagnostik. Pustaka Pelajar.
Ni'matuzahroh, S., & Prasetyaningrum, S. (2018). Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi (Vol. 1). UMMPress.