UPI berada di atas bukit tinggi dengan lahan yang begitu luas. Setiap gedung program studi yang tersedia dikelilingi oleh pepohonan dan tanaman yang segar dan indah. Tak heran jika kampus ini berada di hawa yang cukup dingin.
Universitas Pendidikan Indoensia yang terletak di Kota Bandung atau yang biasa dikenal dengan Kota Kembang ini dinobatkan sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia. Kampus Universitas Pendidikan Indonesia atau kerap disebutKetika memasuki pintu masuk utama UPI, Anda akan melihat ikon universitas ini berupa gedung putih bergaya Eropa bernama Isola atau gedung Bumi Siliwangi. Villa ini sekarang dijadikan sebagai kantor rektorat UPI. Villa Isola merupakan satu-satunya gedung yang berdiri diantara dua taman luas dan panjang. Taman tersebut bernama taman Partere (berada di belakang Isola) dan taman Bareti (berada di depan Isola). Jika Anda sadari, mengapa hanya ada satu gedung yang dibangun di tengah-tengah wilayah taman seluas ini? Villa Isola tidak hanya sekadar ikon UPI, namun gedung putih megah dan mewah ini adalah gedung legenda yang menyimpan banyak sejarah perang dunia dan misteri di Bandung (Humas UPI, 2014). Isola berasal dari kata isolo yang berarti “terpencil” (Dienalova, 2010), merupakan villa sepi milik seorang hartawan “raja media” Hindia Belanda berdarah Itali-Jawa bernama Dominique Willem Berretty.
Bangunan Isola ini di rancang oleh Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker pada bulan Agustus 1933-April 1934 dengan menghabiskan dana sebanyak Rp. 250.000.000.000,- dari hasil pinjaman uang bank, kerjasama dengan Jepang dan diduga hasil korupsi juga karena kala itu pekerjaan Berretty sebagai reporter kota di perusahaannya bernama Algemeen Nieuws- en Telegraaf Agentschap (ANETA) sedang dilanda masalah besar berupa kehilangan monopoli, terjadi kecemburuan sosial, hingga penyalahgunaan wewenang yang akhirnya merusak citra Berretty. Villa Isola konon dibangun sebagai representasi kehidupan pemiliknya, D.W. Berretty yang “terisolasi” namun tetap mendominasi (Humas UPI, 2022; Wikipedia, 2021). Saat memasuki ruangan Isola, terdapat kalimat M' Isolo E Vivo yang berarti “saya mengasingkan diri dan saya bertahan hidup” (Humas UPI, 2014) dari usulan Barretty langsung. Maka, kemungkinan besar Isola ini sengaja dibangun jauh dari padatnya kota sebagai tempat menyendiri untuk berhibernasi dan pengasingan dari masalah yang membuatnya sampai depresi (Zulfikar, 2020).