Siapa sangka pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi berbagai sektor, tak terkecuali industri katering makanan pada industri penerbangan. PT Aerofood ACS sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan katering penerbangan terkenal dan terbesar di Indonesia juga terpukul akibat penurunan jumlah penerbangan komersial dan perubahan perilaku konsumsi masyarakat.
Seiring dengan kebijakan pembatasan perjalanan dan penurunan permintaan penerbangan, mengakibatkan menurunnya pendapatan Aerofood secara drastis. Banyaknya pembatasan jalan yang sempat kita kenal dengan adanya istilah "lockdown" beberapa tahun lalu membuat sulitnya seseorang untuk bepergian, baik jarak jauh maupun dekat. Hal itu tentunya semakin membuat aktivitas penerbangan ikut menurun. Sedikitnya penumpang akan sangat mempengaruhi jumlah permintaan layanan katering di Aerofood ini. Hal tersebut menjadi salah satu dampak covid-19 bagi keuangan di Aerofood.
Selain itu, pandemi covid-19 ini juga berdampak bagi keuangan perusahaan yaitu pendapatan yang kian menurun drastis. Seiring dengan berkurangnya penerbangan, tentunya pendapatan PT Aerofood ACS mengalami penurunan tajam. Banyak maskapai penerbangan yang menghadapi kesulitan keuangan selama pandemi. Hal tersebut mempengaruhi pendapatan Aerofood ACS sebagai pemasok.
Dampak selanjutnya bagi perusahaan yaitu Aerofood harus melakukan langkah re-organisasi anggaran. Aerofood Acs akhirnya melakukan re-strukturisasi anggaran dan mengurangi anggaran-anggaran yang sebelumnya sudah dianggarkan di awal. Untuk mengimbangi penurunan pendapatan tersebut, perusahaan harus melakukan penyesuaian besar-besaran, seperti halnya pengurangan biaya operasi seperti biaya listrik dan air.
Selain itu, tentu dampak dari covid-19 ini akan berdampak bagi orang yang ada di dalamnya. Ya, bagi karyawan. Terdapat beberapa dampak yang dirasakan mereka, beberapa diantaranya yaitu karyawan diliburkan. Jam kerja yang normalnya 8 jam masuk dan setiap hari bekerja akan diliburkan sementara untuk beberapa karyawan dikarenakan aktivitas produksi saat itu terus berkurang. Karyawan yang diliburkan ini sebagian besar adalah karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan customer.
Lalu, dampak selanjutnya bagi karyawan yaitu adanya pemotongan gaji sebesar 25%. Hal ini dilakukan hanya untuk sementara, maksudnya pemotongan gaji ini hanya dilakukan untuk menyeimbangkan dengan keadaaan keuangan saat itu. Nantinya saat keadaan perusahaan sudah mulai kembali normal, potongan gaji ini akan dikembalikan kembali pada karyawan. Hal ini tentunya menjadi suatu strategi yang bagus untuk perusahaan supaya dapat survive dari pandemik covid-19. Lalu, dampak selanjutnya bagi karyawan adalah pengurangan tenaga kerja bagi karyawan yang belum tetap. Tentunya hal ini adalah suatu hal yang tidak mudah, akan tetapi langkah ini terpaksa dilakukan demi menjaga kelangsungan perusahaan di masa yang penuh ketidakpastian ini.
Hal tersebut menjadi beberapa dampak bagi karyawan sekaligus suatu solusi darurat, juga strategi yang harus dilakukan oleh PT Aerofood demi menjaga kestabilan keuangan yang dikeluarkan oleh PT Aerofood di masa pandemik covid-19 ini agar perusahaan tetap bertahan dan stabil dalam menjalankan perannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H