Semarang (17/07/2022) – Kebakaran merupakan bahaya yang dapat terjadi dimana saja. Salah satunya dilingkungan perumahan.Â
Penyebab kebakaran yang dapat terjadi di perumahan salah satunya disebabkan oleh kebocoran gas elpiji. Untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh kebocoran gas elpiji, dapat dilakukan berbagai cara seperti menggunakan regulator gas dengan pengaman dan menggunakan alarm pendeteksi kebocoran gas elpiji.
Oleh karena itu, Syafiq Aulia, Mahasiswa KKN TIM II 2021/2022 Universitas Diponegoro, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik (FT) melakukan sosialisasi mengenalkan alarm pendeteksi kebocoran gas elpiji sederhana kepada warga RW 01 di kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada hari Minggu (17/07/2022).
Mencoba memberi pemahaman terkait komponen yang diperlukan dalam pembuatan alarm pendeteksi kebocoran gas elpiji sederhana dan cara kerja dari alarm tersebut.
Dalam melakukan pengenalan alarm ini juga disampaikan prinsip kerja dari alarm pendeteksi kebocoran gas elpiji ini cukup sederhana, dan diberitahukan bagaimana skema pemasangannya.Â
Untuk membuat alarm pendeteksi kebocoran gas elpiji sederhana dibutuhkan beberapa komponen, yaitu transistor BC557, IC 7805, buzzer 3-24V, resistor 1000 ohm, saklar on/off, baterai 9V, pcb bolong, dan tentunya sensor gas MQ2 yang berfungsi untuk mendeteksi gas elpiji yang bocor. Sensor gas MQ2 ini ketika mendeteksi gas elpiji akan menyebabkan buzzer aktif sehingga mengeluarkan bunyi yang nyaring.
Selanjutnya mahasiswa berharap dengan diadakannya sosialisasi pengenalan alarm pendeteksi kebocoran gas elpiji sederhana ini, warga yang telah disosialisakan akan menyebarkan pengetahuannya dan dapat membuat masyarakat kelurahan Purwoyoso dapat membuat alarm pendeteksi kebocoran gas elpiji sendiri dan memasangnya di rumah mereka masing – masing.
Penulis : Syafiq Aulia (S1 Teknik Elektro)