Cinta, walaupun sudah berlalu sekian lama, tetap saja, saat dikenang begitu manis.
Alea, dia kembali ke tahun 2000 untuk menceritakan seorang laki-laki yang pernah menjadi seseorang yang sangat dicintainya, Kafka.
Laki-laki yang mendekatinya (Alea) bukan dengan seikat bunga atau kata-kata manis untuk menarik perhatiannya. Namun, melalui ramalan seperti tergambarkan pada penggalan cerita berikut :
"Aku ramal, nanti kita bertemu di kantin." -- Kafka.
Tapi, sayang sekali ramalannya salah. Hari itu, Alea tidak ke kantin karena ia harus membicarakan urusan kelas dengan kawan-kawannya. Sebuah cara sederhana namun bikin senyum dipilih Kafka untuk kembali menarik perhatian dari Alea. Dia mengirim Piyan untuk menyampaikan suratnya yang isinya :
"Alea, ramalanku, kita akan bertemu di kantin. Ternyata salah. Maaf, tapi ingin meramal lagi : besok kita akan bertemu." Â -- KafkaÂ
Tunggu, besok yang dimaksud oleh Kafka itu adalah hari minggu. Ngga mungkin, kan mereka bertemu? Namun, ternyata ramalannya kali ini benar. Kafka datang ke rumah Alea untuk menyampaikan surat undangannya yang isinya :
"Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagiPenyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan, mengundang Alea Kajingga untuk sekolah pada : Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu." -- Kafka
Hal-hal yang sederhana ini nyatanya dapat membuat Alea tersenyum, dan perlahan mulai menaruh perhatiannya kepada Kafka. Sampai-sampai, sebentar dia lupa, ada Javas yaitu pacarnya yang berada di Jakarta.
Alea tak mau kehilangan Kafka. Baginya, Kafka seperti sesuatu yang selalu dapat membuat hari-harinya penuh warna. Tapi, dia tampak sangat jahat pada Kafka, karena dia mau untuk menerima perhatian dari Kafka, padahal dia sudah ada yang memiliki.
Sampai pada waktu Alea memutuskan hubungannya dengan Javas, pacarnya di jakarta. Ia cowok yang sangat emosian dan manja. Karena suatu hal yang ga perlu dijelaskan. Semenjak itu hubungan Alea dan Kafka semakin erat saja.