Ketidak adilan gender sampai saat ini masih sering terjadi di masyarakat membuat seseorang menjadi lebih susuah untuk berkembang. Bentuk ketidak adilan gender ini memiliki berbagai macam bentuk seperti Double Burden atau beban ganda yaitu perempuan mengerjakan tanggung jawab secara berlebihan, yang seharusnya dapat dilakukan pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan.Â
Sebagai contoh : Seorang istri harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, berbelanja, mengasuh anak, melayani kebutuhan suami, dsb, sementara istri juga bekerja di luar rumah. Sedangkan suami hanya bekerja saja tanpa mengerjakan tugas rumah tangga.Â
Lalu ada marginalisasi atau peminggiran yaitu anggapan dimana perempuan tidak dapat berkontribusi dalam suatu aspek atau bidang pekerjaan tertentu karena stereotype tertentu yang melekat cukup lama pada perempuan contoh : perempuan adalah individu lemah, terlalu perasa, sensitif, cengeng.Â
Mereka dianggap tidak serius, tidak didengar, tidak bisa menjadi pemimpin. Berikutnya ada violence atau kekerasan hal ini terjadi Ketika seorang perempuan dianggap lemah dan dapat dibuat tunduk oleh lawannya, contohnya: kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan kekerasan psikologis.Â
Lalu ada stereotype atau perlabelan dimana pelabelan yang melekat pada jenis kelamin dan berhubungan dengan fungsi dan perannya, yang tidak mengandung kebenaran mutlak.Â
Contohnya: Perempuan memiliki tugas pokok memasak, mencuci, mengasuh anak, dan tugas rumah tangga lainnya. Karakter perempuan yaitu lemah, cengeng, perasa, sensitif.Â
Sedangkan Laki-laki memiliki tugas pokok bekerja dan mencari nafkah karakter laki laki adalah tidak boleh menangis, kuat, tidak perasa, galak, tidak rapi. Dan yang terakhir ada deskriminasi yaitu tindakan pembedaan karena jenis kelamin, suku, agama, ras. Contohnya perempuan : Tidak harus berpendidikan tinggi, Harus bisa memasak. Laki-laki : Harus berpendidikan, Harus bekerja di luar rumah.
Diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu. Biasanya deskriminasi dialami oleh orang yang memiliki suku, ras, dan agama yang berbeda. Tak hanya itu, deskriminasi juga sering terjadi pada deskriminasi gender.Â
Deskriminasi sendiri sering terjadi di masyarakat terutama deskriminasi terhadap perempuan. Karena itu kita memerlukan pemberdayaan terhadap perempuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan itu tadi.Â
Dari adanya ketidak setaraan gender ini membuat perempuan sulit untuk berkembang, perempuan diharuskan untuk memilik antara menjadi wanitar karir, atau ibu rumah tangga.Â
Saat menjadi Wanita karir perempuan seringkali di cap gagal menjadi seorang ibu karena dianggap tidak bisa mengurus anak atau menjadi susah membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus rumah tangga.Â