Mohon tunggu...
auliarakhma
auliarakhma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Balitar Blitar.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Pecel Punten, Cita Rasa Tradisi di Tengah Era Kuliner Modern

29 Desember 2024   22:50 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Pribadi.

JAWA TIMUR -- Pecel punten, salah satu kuliner tradisional yang mulai jarang ditemukan, kini tetap eksis berkat tangan dingin Mbah Painem. Berawal dari resep warisan keluarga, Mbah Painem berhasil membawa pecel punten keluar dari sekadar sajian keluarga menjadi hidangan yang digemari banyak orang. 

Lokasi jualan Mbah Painem yang sederhana, nyaman dan tenunya juga bersih membuat kesan seperti ada di rumah sendiri. Inilah yang membuat banyak pelanggan setianya terus kembali untuk menikmati sepiring pecel punten yang khas. "Dulu ya awalnya saya bikin untuk keluarga dan hajatan. Banyak yang bilang enak dan minta dijualin, itu juga sudah 20 tahun lalu mungkin ya," ujar Mbah Painem.

Pecel punten buatan Mbah Painem ini dibuat dari beras ketan yang dimasak hingga menjadi punten dengan tekstur lembut, pecel ini kemudian disajikan dengan bumbu pecel kacang khas yang kaya rempah. Aroma sedap membuat siapapun pasti tergiur dengan hidangan satu ini. "Ini resep turun-temurun dari nenek saya. Tetap pakai cara tradisional, mulai dari mengukus ketan hingga meracik bumbu kacangnya," jelas Mbah Painem.

Berbeda dengan pecel biasa, pecel punten menggunakan potongan ketan yang disajikan dengan bumbu kacang dan aneka sayuran segar. Rasa gurih dari ketan berpadu dengan manis-pedasnya bumbu pecel, membuat hidangan ini menjadi favorit bagi para penikmat kuliner tradisional.

Tak hanya soal rasa, Mbah Painem juga dikenal dengan pelayanannya yang ramah dan juga harga pecel punten yang murah. "Ya selalu dengerin masukan pelanggan. Kalau ada yang minta pedas atau tambah sayur, pasti saya layani. Terus harganya ya paling, karena ya murah juga seprosi 7000 rupiah. Itu yang bikin mereka balik lagi," tambahnya.

Dalam menjalankan usahanya, Mbah Painem tidak sendirian, anaknya turut membantu mulai dari persiapan hingga saat berjualan. Meski sukses mempertahankan cita rasa tradisional, Mbah Painem mengaku menghadapi tantangan besar di tengah tren makanan modern. "Sekarang orang lebih suka makanan cepat saji. Pecel punten ini perlu waktu lama buat bikinnya, " ujarnya. 

Mbah Painem berharap pecel punten buatannya bisa dikenal lebih luas. "Semoga usaha ini bisa terus berkembang, dan siapa tahu pecel punten bisa dikenal di luar daerah. Saya juga berharap anak-anak bisa meneruskan usaha ini nantinya," harap Mbah Painem.

Bagi Anda yang ingin mencicipi kuliner tradisional dengan cita rasa yang kaya dan autentik, pecel punten Mbah Painem bisa jadi pilihan yang tepat. Selain lezat, Anda juga turut mendukung pelestarian makanan tradisional yang sudah jarang ditemui. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner khas Jawa Timur ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun