Mohon tunggu...
Aulia Rahma Roshida
Aulia Rahma Roshida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan hasil belajar pendidikan pancasila melalui pembelajaran PBL di kelas VI SDN Dadapsari

19 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:04 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan studi oleh Sari dan Rosidah (2023) model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah membantu siswa melakukan penelitian dalam kelompok atau individu (Rahmawati, 2022). Model pembelajaran ini mendorong kerja sama siswa-guru, memberikan siswa kesempatan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Di sisi lain, guru memberikan penjelasan tambahan tentang topik yang telah dibahas sebelumnya. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan siswa bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, rasa ingin tahu mereka, dan keinginan mereka untuk belajar (Alam, 2023). Untuk menentukan seberapa efektif PBL dalam meningkatkan antusiasme dan pemahaman siswa di kelas IV SD Negeri Dadapsari, penelitian ini menggunakan Diskusi interaktif. Menurut Rusman (2011) Model pembelajaran problem based learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pemecahan masalah, di mana kemampuan berpikir siswa dioptimalkan melalui kerja kelompok. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkelanjutan. Rubi juga mengatakan (2012) Dalam PBL, siswa belajar dengan mengatasi permasalahan praktis yang berkaitan dengan kehidupan nyata dan diarahkan untuk menyelesaikannya melalui langkah-langkah pembelajaran yang terstruktur. Dengan demikian, PBL dapat disimpulkan sebagai strategi pengajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mereka terbiasa berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi serta menyelesaikan berbagai masalah.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Tiara et al.,  (2024) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdiri dari lima tahapan 1) mengorganisasikan peserta didik terhadap masalah 2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar 3) membimbing peserta didik dalam penyelidikan individu dan kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berikut adalah langkah-langkah dalam penerapan model Problem Based Learning (PBL): 1) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
Pada tahap ini, guru memperkenalkan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik dan bersemangat dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga menumbuhkan minat mereka untuk aktif berpartisipasi. 2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Guru mengorganisasikan siswa dengan mengarahkan mereka dalam menyelesaikan tugas yang ada. Proses ini melibatkan tanya jawab antara guru dan siswa, di mana guru bertindak sebagai fasilitator yang memberikan informasi penting untuk mendukung pembelajaran. 3)Membimbing peserta didik dalam penyelidikan individu dan kelompok 4) Pada tahap ini, guru membimbing siswa dalam menyampaikan informasi yang telah mereka kumpulkan kepada kelompoknya. Guru juga membantu siswa untuk menemukan solusi dari masalah yang telah diberikan. Peran guru adalah memastikan semua siswa terlibat aktif dalam proses pencarian dan penyelesaian masalah. 5) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa 6) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan atau masukan. Selain itu, guru memberikan penguatan dan penjelasan tambahan terkait hasil diskusi, sehingga siswa dapat memahami materi secara lebih mendalam.7) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guru melakukan refleksi atau menyusun rangkuman hasil pembelajaran. Guru juga membimbing siswa dalam menganalisis masalah dan membuat kesimpulan dari proses yang telah dilakukan. Siswa diharapkan mencermati dan memahami refleksi yang diberikan sebagai bagian dari penguatan pembelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Windari et al., (2021) Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) memiliki beberapa keunggulan, antara lain: (1) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, (2) melatih keterampilan kerja sama tim dan sosial, (3) mendorong siswa untuk belajar secara aktif, (4) meningkatkan motivasi belajar siswa dari dalam diri mereka, dan (5) membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Namun, model ini juga memiliki kekurangan, seperti membutuhkan waktu yang relatif lama dalam penerapannya, dan jika masalah yang diberikan dianggap terlalu sulit, siswa mungkin merasa enggan untuk mencoba menyelesaikannya.

  1. KERANGKA BERPIKIR

Permasalahan yang dihadapi siswa kelas VI SD Negeri Dadapsari adalah kurangnya minat dan pemahaman terhadap materi pelajaran karena metode pengajaran yang tradisional yang kurang menarik. Metode Problem Based Learning (PBL)  menawarkan pendekatan kolaboratif yang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dalam konteks kehidupan nyata. 

Untuk mendukung penerapan PBL, diskusi interaktif digunakan agar siswa lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan berbagi ide,  sementara sementara media digital menambahkan unsur visual dan interaktif untuk memperkaya pengalaman belajar. Kombinasi kedua jenis media ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang interaktif, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. 

Kerangka pemikiran ini didasarkan pada asumsi bahwa penggunaan PBL  dengan dukungan diskusi interaktif  dan digital tidak hanya akan meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga memperkuat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, pendekatan ini diharapkan menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas IV SD Negeri Dadapsari. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pembelajaran berbasis model Problem Based Learning (PBL) dengan diskusi yang interaktif dan berbasis digital di SD Negeri Dadapsari menunjukan hasil yang sangat positif terutama dari segi antusiasme dan pemahaman siswa. Dari Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, menunjukan 90% siswa berpartisipasi aktif dalam mendengarkan penjelasan guru, diskusi kelompok, menjawab pertanyaan. Keterlibatan siswa dalam diskusi interaktif mendorong mereka untuk lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat, bekerja sama dengan teman sekelompok, dan saling bertukar ide untuk memecahkan masalah yang diberikan. Selain itu, diskusi interaktif juga membantu siswa mengasah kemampuan berpikir kritis dan logis, yang berdampak positif pada pemahaman materi pelajaran secara mendalam. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat dan memberikan solusi yang relevan terhadap masalah yang diangkat dalam pembelajaran. Dengan pendekatan ini, tidak hanya antusiasme siswa yang meningkat, tetapi juga kemampuan mereka untuk menghubungkan teori dengan situasi kehidupan nyata, menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun