Mohon tunggu...
Aulia Nur Rachmi
Aulia Nur Rachmi Mohon Tunggu... -

Active, critical, clever, and knowleadgeable

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ingin Kaya Raya demi "Mereka"

24 Juli 2011   14:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan yang lalu, saya pergi membetulkan plat nomor belakang motor Honda Beat kesayangan  saya yang sudah hampir patah ke sebuah bengkel plat sederhana di pinggir jalan dekat ring road gejayan. Saya awalnya was-was, uang hanya tinggal dua puluh ribu dikantong sementara saya belum tahu secara pasti berapa biaya memperbaiki plat nomor. Pakde pernah bilang paling mahal juga tidak sampai 20ribu, untuk itu saya memberanikan diri memperbaiki plat nomer saya meskipun uang saya pas"an.

Di bengkel kecil itu, ada dua orang pekerja yang sedang berkutat dengen ketelitian dan keringat. Yang pertama sudah separuh baya, berusia 40 tahunan, tampaknya beliau yang bertugas untuk membentuk cetakan huruf angka plat dan mengukirnya. Yang kedua masih muda, mungkin usianya 20 tahunan, ia yang bertugas untuk merapikan plat dan memasangkannya ke motor pelanggan.

Seperti kebanyakan orang, saya menanyakan harga sebuah plat nomor baru terlebih dahulu. Bermacam-macam jenisnya, ada yang 15.000, 17.000, hingga 25.000. Akhirnya saya memilih plat nomor seharga 17.000 dengan asumsi bahwa harga tersebut hanya untuk satu plat saja. Betapa terkejutnya saya ketika saya memperhatikan sang pekerja tua dan muda mengolah dua plat nomor dengan nopol saya.

Setelah selesai, si pekerja muda mulai melancarkan keahliannya memasang plat nomor ke motor saya. Di saat itulah saya dan dia melakukan percakapan yang singkat namun sarat akan makna

"Mba, biaya hidup di Yogya ini mahal yaa.. Saya bayar tempat tinggal perbulan saya saja sudah mati-matian, itu pun sudah cari tempat yang paling murah. Ga papalah tempat tinggal saya jelek, yang penting saya masih bisa tidur dan berlindung.."

Itulah inti hal yang si mas muda ceritakan. Saya hanya bisa manggut-manggut saja sambil sesekali ber "oh..." atau ber "iya yaa..." untuk menunjukkan pengertian bahwa saya benar-benar mendengarkan ceritanya.

Saya memang tidak banyak berkomentar, mungkin si pegawai muda tersebut menganggap saya tidak mendengarkan. Namun sesungguhnya hati saya sudah terenyuh melihat ketulusan dan totalitas mereka dalam bekerja sekalipun hasil yang diperoleh tidak seberapa. Saya pun mendengarkan dengan seksama setiap curahan hatinya (halah) sambil sesekali menahan air mata agar tidak jatuh.

Sejak sekitar setahun yang lalu, lebih tepatnya ketika mulai kuliah, saya punya sebuah cita-cita. Cita-cita yang mungkin bagi segelintir orang sebuah cita-cita yang egois dan elit. Namun cita-cita saya itu bukanlah milik saya sendirian, melainkan milik orang-orang lain juga.

Apakah cita-cita saya itu? Saya ingin menjadi kaya raya. Saya ingin mempunyai uang yang banyak (halal tentunya) dan harta yang melimpah. Namun semua itu bukan untuk kesenangan saya semata, namun saya ingin menciptakan lapangan kerja dan menggaji pegawai-pegawai saya dengan layak. Saya berharap dengan kekayaan saya yang melimpah dan uang saya yang tiada batas, saya dapat menggaji karyawan-karyawan saya dengan layak tanpa memandang pekerjaannya. Setidaknya untuk makan dan kebutuhan sehari-hari mereka dapat tercukupi dengan baik.

Maka dari itu, saat ini saya sedang berusaha belajar dengan giat agar prestasi akademis saya bagus sehingga mendapat pekerjaan yang bagus juga. Yang menunjang karir saya, dan menunjang usaha saya untuk mencapai cita-cita saya: kaya raya untuk "mereka", membantu mereka semua yang tulus hatinya namun tak beruntung :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun