Universitas Semarang kembali mengadakan acara tahunan yang menjadi 'ciri khas' program studi mereka, antara lain Festival Komukino yang ke-10. Tahun ini, festival tersebut bertemakan "Jateng Bungah". Auditorium Ir. Widjatmoko, Universitas Semarang, menjadi saksi kemeriahan festival yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan. Baik mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum antusias menyaksikan rangkaian acara yang menarik. Selain sebagai wadah untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal, khususnya Jawa Tengah, festival ini juga bertujuan sebagai tugas akhir mata kuliah di program studi Ilmu Komunikasi.
Semarang, 19 Desember 2024- Sejumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester 5Acara ini dibuka secara resmi oleh perwakilan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Farid Ali Ikhwan, S. STP., M.Si.,. Dalam pembukannya, beliau menegaskan bahwa festival ini tidak hanya melestarikan budaya "Festival ini  juga memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam berorganisasi dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja," ujarnya.Â
Festival ini menampilkan beragam makanan dan minuman khas dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Terdapat enam stand dari karesidenan yang menampilkan tiga jenis kuliner, antara lain Karesidenan Semarang, Surakarta, Pati, Pekalongan, Banyumas, dan Kedu. Tiga jenis kuliner tersebut antara lain makanan ringan, makanan utama, dan minuman. Selain kelezatan kuliner, festival ini juga dimeriahkan oleh beragam pertunjukan seni yang memukau, menampilkan kekayaan budaya dari setiap daerah.
Puncak pada festival ini dimeriahkan dengan pemberian Komukino Award. Pada penghargaan ini, Karesidenan Pekalongan meraih penghargaan 'Best Booth'. Penghargaan tersebut diberikan karena booth mereka memiliki ornamen dari ukiran kayu asli Jepara. Karesidenan Pekalongan memamerkan tiga jenis kuliner, antara lain Spagetti Salted Egg, Pinacolada, dan  Waffel Kamir.
Antusiasme pengunjung semakin membara hingga acara berakhir. Flashmob yang melibatkan seluruh peserta menjadi penutup yang tak terlupakan. Festival ini membuktikan bahwa masyarakat masih sangat peduli dengan pelestarian budaya. Komukino tahun ini membuktikan bahwa generasi muda adalah penerus sejati budaya kita. Mereka tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga mampu membuatnya lebih relevan di era modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H