Mohon tunggu...
Aulia PutriRohmatulloh
Aulia PutriRohmatulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa yang suka dengan hal-hal mengenai lingkungan hidup, sosial masyarakat dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Transformasi Limbah Tekstil Menjadi Barang Bernilai Tinggi

19 Mei 2023   10:20 Diperbarui: 19 Mei 2023   10:22 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dunia fashion mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Perkembangan tersebut dibarengi dampak positif dan negatif. Produsen dan konsumen harus dapat menganalisa, merawat, mengolah, dan menggunakan fashion dengan bijak.

Fashion hadir dalam berbagai kegiatan dalam kehidupan masyarakat dunia. Awalnya fashion merupakan kebutuhan dasar manusia. Seiring berjalannya waktu, pada abad ke-20 ini fashion berkembang menjadi cara dari kapitalisme mengembalikan diskriminasi sosial yang ada dilingkungannya.

Seiring dengan modernisasi dan konsumerisme yang tumbuh ditengah masyarakat, fashion menjadi salah satu yang turut andil didalam perkembangan tersebut. Muncul istilah baru seperti Fast Fashion yang menggambarkan produksi dan konsumsi fashion yang semakin cepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam mengikuti perkembangan trend fashion. 

Di Indonesia, terjadi pola yang sama mengenai perkembangan fashion yang kerap menimbulkan berbagai dampak. Budaya fast fashion berdampak pada bertambahnya limbah tekstil, baik dari proses produksi maupun konsumsi. Hal tersebut didukung dengan fakta yang diperoleh dari hasil penelitian, sebanyak 66% orang di Indonesia dapat membuang minimal satu pakaian.

Tiga Kontaminan

Sebelum mengarah pada transformasi limbah tekstil, akan kita bahas dulu berbagai macam limbah tekstil yang mencemari lingkungan.

Sebanyak 2,3 juta ton atau setara dengan 12% sampah di Indonesia merupakan hasil dari limbah tekstil. Limbah tersebut terbagi menjadi tiga permasalahan. Kontaminan pertama merupakan limbah air dari proses produksi yang menempati persentase 20 dari limbah air bumi.

Limbah air sisa produksi tekstil mengandung senyawa kimia sintetis yang memiliki kekuatan pencemar yang kuat. Oleh karena itu sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada 2014, limbah air yang dihasilkan perusahaan tekstil harus diolah terlebih dahulu untuk mengurangi resiko pencemaran.

Kontaminan yang kedua yaitu emisi karbondioksida. Karbodioksida ini diperoleh dari proses penjemuran kain saatt produksi dan penumpukan kain yang tidak terpakai. Kontaminan ketiga adalah limbah padat. Limbah padat ini merupakan sisa kain atau kain perca dan pakaian-pakaian yang sudah tidak digunakan. Limbah padat ini semakin menumpuk seiring berkembangnya trend fashion yang mengakibatkan sirkulasi produksi hingga konsumsi pakaian berlangsung dengan cepat.

Aesthetic

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun