Mohon tunggu...
Aulia Puspanjali
Aulia Puspanjali Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer | Freelancer Social Media and Content Specialist

Allah . Nabi Muhammad SAW . Ibu Ibu Ibu . Bapak! ManJadda WaJada! Ombak dan suasana kereta selalu berhasil membuatku jatuh cinta :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Parangtritis: Tolong Jaga Keindahan Kami

24 Desember 2015   10:34 Diperbarui: 24 Desember 2015   11:50 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

PARIS atau nama lain dari Pantai Parangtritis, sebagian orang memang menyebutnya dengan istilah Paris. Pantai yang terletak di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini merupakan obyek wisata yang dikelola oleh Pemkab Bantul. Maka untuk masalah fasilitas jangan ditanya, Bantul dengan semboyan nya Projo Tamansari ini salah satu Kabupaten yang telah berkembang pesat.

Parangtritis adalah pantai yang sangat terkenal diantara pantai-pantai yang lain, pantai ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh pantai-pantai lain pada umum nya, gunung-gunung pasir yang sering disebut dengan gumuk pasir dan pantai parangtritis adalah tempat yang cocok untuk menikmati sunset, banyak juga yang mengabadikan moment ini untuk melihat keseluruhan pantai parangtritis dan laut selatan. Kita bisa naik ke Tebing Gembirawati dibelakang area pantai parangtritis ini.

Ketika mendengar nama pantai parangtritis pasti tidak asing lagi dengan Legenda Ratu Kidul. Sebagian orang Jawa mempercayai bahwa Pantai ini adalah gerbang nya kerajaan gaib Ratu kidul, banyak sekali mitos-mitos yang hadir di masyarakat. Seperti contoh ketika kita berkunjung ke pantai parangtritis dan pantai-pantai lain kita dilarang menggunakan baju berwarna hijau. Karena jika menggunakan baju warna hijau mitos nya kita akan ditarik masuk ke dasar pantai dan kembali dengan keadaan sudah tidak bernyawa. Mitos-mitos seperti itulah yang terkadang meresahkan pengunjung pantai. Tidak hanya pantai parangtritis saja, dari yang saya amati beberapa waktu lalu setiap pengunjung yang datang ke area pantai, seperti contoh pantai Gunungkidul mereka takut untuk lebih dekat lagi dengan suasana pantai karena menggunakan baju berwarna hijau. Mereka lebih memilih melihat dari kejauhan, menikmati suasana pantai adalah dengan mendengerkan lebih dekat desiran ombak nya. Maka sangat disayangkan ketika saya melihat banyak pengunjung yang kelihatan kecewa karena lupa bahwa saat itu juga dirinya menggunakan pakaian dengan unsur warna hijau.

Pada dasar nya kejadian-kejadian seperti di Pantai Gunungkidul sebelumnya pun seperti korban tenggelam tidak semuanya menggunakan baju berwarna hijau, ada beberapa pantai yang tidak memperbolehkan pengunjung nya untuk berenang terlalu jauh di area pantai karena memang ombak cukup besar, namun pengunjung menghiraukan peringatan tersebut. Akibat nya mereka tenggelam dan tidak bisa diselamatkan. Tetapi tidak bisa dipungkiri mitos-mitos tersebut memang sejak dahulu sudah ada, percaya atau tidak itu pilihan kita.

Jika melihat suasana pantai saat ini terkadang ada sedikit kekecewaan, perkembangan zaman yang mempermudah setiap orang berkunjung ke area pantai, semakin memperjelas bahwa Pantai menjadi salah satu tujuan utama untuk sejenak melupakan beban masalah yang sedang di hadapi, namun sangat disayangkan, ketika tidak semua pengunjung bisa menjaga keindahan dan kebersihan Pantai. Contoh nya dengan membuang sampah sembarangan, bahkan tidak hanya di tempat-tempat umum orang-orang tidak bertanggung jawab seperti ini membuang sampah sembarangan, di tempat-tempat wisata seperti ini pun mereka dengan dan tanpa merasa bersalah membuang sampah di area Pantai Parangtritis.

Sangat disayangkan memang, pantai parangtritis yang sangat fenomenal dan memberikan nuansa keindahan untuk para backpacker justru terlihat seperti tidak ada yang memperdulikan kebersihan dan keindahan nya, seharusnya dari masing-masing pengunjung bisa turut serta membantu dan menjaga, karena bukan hanya sekedar untuk berwisata tetapi juga turut serta menjaga kebersihan dan keindahan Pantai ini, tidak banyak yang tahu bahwa pada waktu-waktu seperti malam jum’at kliwon dan selasa kliwon para penduduk setempat yang mayoritas nelayan melakukan upacara ritual, acara ritual diwarnai dengan pelarungan sesajen dan kembang warna-warni ke laut. Dengan adanya acara tersebut kita harus tetap menghargai kebudayaan yang ada tanpa harus berfikir dan beranggapan negative karena pada dasarnya kebudayaan dan keagamaan itu memliki keterkaitan.

Dan saya berharap, untuk wisatawan lokal, tetap menjaga kebersihan dan keindahan pantai ini. Karena kunci dari berkembangnya Negara ini salah satu nya adalah dengan bersikap disiplin dimulai dari diri kita masing-masing. Alam adalah anugerah-Nya yang harus dijaga, mungkin hal ini terlihat sederhana, tetapi tanpa kita tahu banyak wisatawan mancanegara yang menilai individu-individu di Indonesia ini kurang memperhatikan kekayaan alam yang dimiliki. Sesuatu yang terlihat sederhana jika tidak adanya tindak lanjut untuk segera memperbaiki justru akan menjadikan masalah besar. Marilah kita sama-sama menjaga apa yang sudah dititipan oleh-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun