Permen jelly termasuk salah satu produk confectionary dengan angka produksi yang lebih tinggi daripada produksi permen karet maupun permen keras yaitu mencapai 6 milliar pack dengan 125 gram per kemasan (BPOM, 2019). Fakta permen jelly selain rasa dan teksturnya yang unik yaitu dinilai mampu menyumbang 15% kebutuhan energi tubuh dalam sehari. Meski banyak diminati, permen jelly yang beredar di pasaran cenderung tinggi gula dan bergizi rendah. Hal tersebut dikarenakan adanya penambahan penguat rasa seperti pemanis buatan dan pewarna sintetis. Apabila dikonsumsi jangka panjang, permen jelly tersebut dapat menimbulkan gangguan Kesehatan. Oleh karena itu, dilakukan inovasi peningkatan nutrisi melalui bahan pangan lokal seperti lidah buaya (Aloevera) dan jambu biji merah (Psidium guajava Linn).
Â
Lidah buaya dikenal sebagai tanaman obat yang bermanfaat untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung dan berbagai penyakit degenerative. Kandungan mineral yang tinggi dalam lidah buaya memiliki fungsi membentuk magnesium, vitamin dan zinc yang dapat berperan sebagai antioksidan alami. Produktivitas lidah buaya di Indonesia mencapai 15 ribu ton dan paling banyak ditemukan di Jawa Tengah. Lidah buaya memiliki rasa hambar sehingga meningkatkan daya terima permen jelly lidah buaya sekaligus untuk meningkatkan nilai gizi dikombinasikan dengan jambu biji merah yang bermanfaat menambah rasa, warna, dan aroma permen jelly.
Â
Jambu biji merah termasuk tanaman lokal di Indonesia dengan produksinya mencapai 396.268 ton. Jambu biji merah dipilih karena memiliki kandungan vitamin C paling tinggi jika dibandingkan dengan buah lainnya yaitu dalam 100 gr mengandung 183,5 mg Vitamin C. Vitamin C atau asam askorbat berperan penting untuk system kekebalan tubuh dan kaya akan antioksidan yang dapat membantu melindungi sel tubuh dari efek radikal bebas. Maka dari itu, permen jelly kombinasi jambu biji merah dan lidah buaya memiliki potensi besar dalam produksi pangan fungsional pada permen jelly oleh kandungan gizi nya terutama mikronutrien.
Â
Inovasi produk ini telah dibuktikan oleh penelitian Khasanah (2024) menunjukkan bahwa formulasi terpilih yaitu formulasi F3 (17,5% lidah buaya dan 40,9% jambu biji merah) memiliki kadar air 60,70 gram, kadar abu 0,40 gram, gula reduksi 15,87 gram, sukrosa 3,97 gram dan kadar vitamin C 0,12 gram. Meskipun kadar airnya tinggi, hasil ini menunjukkan bahwa substitusi jambu biji merah dapat meningkatkan nilai gizi permen jelly. Kadar vitamin C yang diperoleh dari jambu biji merah terbukti mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap nilai gizi produk akhir. Peningkatan kadar vitamin C dalam permen jelly sangat penting karena vitamin ini berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, kombinasi lidah buaya dan jambu biji merah tidak hanya memperbaiki nilai gizi tetapi juga meningkatkan daya tarik organoleptik produk. Formulasi F3 paling banyak disukai karena memiliki persentase substitusi jambu biji merah yang paling tinggi. Namun, kadar air yang tinggi dalam permen jelly perlu diatasi agar memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
Â
Â
Substitusi jambu biji merah pada permen jelly lidah buaya dapat meningkatkan nilai gizi dan mutu organoleptik produk. Hal ini membuka peluang untuk mengembangkan produk pangan lokal yang lebih sehat dan bergizi. Dari sudut pandang pribadi penulis, inovasi semacam ini sangat penting dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat terkait konsumsi makanan manis yang tidak sehat. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti lidah buaya dan jambu biji merah, kita tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi juga mendukung pertanian lokal.
Referensi:
Khasanah U. (2024). Pengaruh Substitusi Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) terhadap Kadar Vitamin C dan Mutu Organoleptik Permen Jelly Lidah Buaya (Aloevera). Indonesian Journal of Public Health and Nutrition. 4(1): 117-124.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI