Mohon tunggu...
Aulia Nur Wahidah Musyarofah
Aulia Nur Wahidah Musyarofah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswi semester 4 menuju semester 5 yang berkuliah di Salatiga. Mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Arab nmun memiliki minat yang tinggi dalam Bahasa Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Bekerja di Bidang yang Berbeda dengan Jurusan Kuliah

25 Juni 2023   14:09 Diperbarui: 25 Juni 2023   14:13 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di kutip dari laman kompas.com ada sebanyak 80% lulusan kuliah yang bekerja dibidang yang berbed dengan jurusan / prodi yang diambil ketika berkuliah. Tidak sedikit dari mereka berada dibidang yang sangat bersebrangan dengan jurusan kuliahnya. contohnya seperti yang pernah saya temui: dia adalah seorang yang memiliki gelar S.Hum, dengan fokus Bahasa dan Sastra Arab, namun ketika lulus, dia kemudian banting setir menjadi guru privat Bahasa Inggris.

Disini saya ingin sedikit membahas mengenai fenomena yang umum ini. Apa penyebabnya serta harus bagaimanakah kita menyikapinya?

Yang pertama, apasih penyebabnya? kenapa fonomena atau hal tersebut dapat teriadi? Alasan yang pertama adalah ketatnya persaingan dunia kerja. Menurut republik.co.id ada 1.8 juta mahasiswa yang lulus pertahunnya, sementara itu lapangan kerja yang tersedia sangatlah terbatas, hanya terdapat 200-300 lapangan pekerjaan tersedia setiap tahunnya, mau tidak mau mahasiswa yang tidak dapat bekerja dibidang yang dia pelajari sebelumnya harus mencari jalan lain, seperti bekerja dibidang yang berbeda dengan jurusan kuliahnya.

Alasan yang kedua adalah sejak awal sudah bermasalah dengan kuliahnya. Bermasalah disini bukan berarti kriminal atau melakukan suatu kejahatan hingga menimbulkan kerugian untuk orang lain, salah satu contoh bermasalah yang dimaksud adalah orang / mahasiswa tersebut dalam memilih jurusan kuliahnya tidak 100% yakin ataupun tidak 100% keinginan dia sendiri. Ada pilihan pindah jurusan atau mengulang berkuliah untuk tahun depan, tetapi tidak semua orang dapat memiliki kesempatan tersebut. Beberapa orang memang harus terpaksa menjalani masa perkuliahannya sekalipun dia tidak cocok dengan itu. Beberapa orang tersebut akhirnya mencari jalan lain yaitu dengan mempelajari soft skill lain yang dirasa cocok dengan mereka, seperti: belajar bahasa asing, mengikuti kursus menjahit, mempelajari resep memasak, dan masih banyak lagi. Dengan begitu ada pilihan lain yang dapat dia akses setelah lulus kuliah, atau bahkan sebelum lulus dia sudah bisa memetik hasil belajar diluar perkuliahannya.

Alasan yang lain adalah mungkin dibidang yang ditekuni sekarang lebih menjanjikan ketimbang bekerja di tempat yang sealur dengan jurusan kuliahnya. Di era sekarang ini haruslah realistis dalam mempertimbangkan semuanya. Bagaimana prosperk kerja dan kehidupannya apabila bekerja di suatu tempat.

Kemudian lantas bagaimana kita menyikapinya? Apabila kita tidak ingin menjadi bagian dari 80% orang yang bekerja dibidang yang berbeda dengan jurusannya, maka lakukanlah semuanya dengan maksimal sejak awal, pertimbangkan dengan baik jurusan kuliah atau bahkan jurusan ketika di sekolah menengah atas. Fokuskan satu jurusan yang memang dirasa mampu dan berkeinginan disana. Pertimbangkan pula biaya-biayanya. Namun jika sudah terlanjur merasa salah jurusan, jawabnnya sama. Lakukan secara maksimal. Baik ingin melanjutkan dibidang yang sealur jurusan kuliah ataupun bukan. Seperti yang dituliskan sebelumnya, jika merasa ingin meneruskan bekerja dibidang yang berbeda dengan prodi ketika berkuliah, baiknya harus bisa menguasai soft skills ataupun hard skills lain yang dirasa bermanfaat dan mengunthngkan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun