"A Man Called Otto" merupakan sebuah film bergenre drama komedi yang rilis pada awal tahun 2022, tepatnya pada 13 Januari. Film ini juga merupakan sebuah film adaptasi kedua dari salah satu novel terkenal asal Swedia berjudul "A Man Called Ove", karya Frederik Backman. "A Man Called Otto" disutradarai oleh Marc Foster, serta David Magee sebagai penulis naskah.
Hadirnya Tom Hanks sebagai pemeran utama, membuat film ini sukses dan berhasil masuk dalam nominasi 3 ajang penghargaan sejak resmi dirilis. Film ini juga mendapat rating 7,3 dari 10 poin, dari 3 ribu lebih penilaian dalam laman IMDB. Tak hanya Tom Hanks, film ini juga turut dibintangi oleh banyak pemain berkualitas lainnya seperti Mariana Trevino, Cameron Britton, Rachel Keller, Manuel Garcia-Rulfo, bahkan sampai anak dari Tom Hanks sendiri yaitu Truman Hanks.
Film "A Man Called Otto" berlatar tempat di negara Amerika Serikat, tepatnya di Pittsburgh, Pennsylvania. Film ini menawarkan kisah inspiratif yang mengharukan namun tetap lucu seputar cinta, kehilangan, serta kehidupan di masa tua dan bertetangga.
Film ini menceritakan tentang seorang pensiunan pabrik baja bernama Otto Anderson (Tom Hanks) berusia 63 tahun yang mengalami depresi setelah kehilangan istri tercintanya yang bernama Sonya (Rachel Keller). Kejadian itu membuat Otto menjadi seorang pribadi yang egois, mudah marah terhadap hal apa pun, serta tak lagi memiliki tujuan hidup yang berarti. Sejak kehilangan istrinya pula, ia terpaksa hidup sebatang kara.
Otto berulang kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya karena sulit berdamai dengan semua yang telah terjadi, namun usahanya selalu gagal. Suatu hari, di depan rumah Otto ada sepasang suami istri yang bernama Marisol (Mariana Trevino) dan Tommy (Manuel Garcia-Rulfo) yang sedang kesulitan memarkirkan mobilnya. Merasa mereka terlalu berisik, Otto pun menghampiri dan terpaksa memberikan bantuan. Ternyata keluarga dengan 2 anak tersebut merupakan  tetangga barunya.
Setelah kejadian itu, Marisol yang merasa terbantu pun berinisiatif untuk memberikan makanan pada Otto sebagai tanda terima kasih serta salam perkenalan sebagai tetangga. Namun bukannya merespon dengan baik, Otto hanya memberikan sikap dingin dan cuek pada tetangganya itu. Tak disangka, kehadiran keluarga Marisol berulang kali berhasil menggagalkan usaha Otto dalam menghakhiri hidupnya.
Suatu hari, Otto kembali melakukan usaha untuk mengakhiri hidupnya dengan cara sengaja menghirup gas karbon monoksida. Di sisi lain, Marisol sedang mencari Otto karena suaminya mengalami kecelakaan dan harus segera mendapat pertolongan. Tentunya ia membutuhkan bantuan Otto. Entah kebetulan atau apa, akhirnya Marisol kembali menyelamatkan hidupnya.
Salah satu kelebihan dalam film "A Man Called Otto" ini adalah akting para pemain yang jelas tak perlu diragukan. Para pemain  berhasil memainkan karakter dengan sangat baik, serta membuat penonton bisa merasakan kesedihan mendalam, khususnya kesedihan yang dirasakan Otto. Chemistry antar pemain juga patut sekali diacungi jempol. Untuk kekurangan, sepertinya dalam film ini tak ada kekurangan yang berarti. Mulai dari segi pemain, cerita, sampai sinematografi, semua terasa pas pada porsinya.
Menurut saya film "A man Called Otto" ini merupakan sebuah film penuh pesan dan inspirasi yang cocok ditonton oleh semua kalangan usia. Film ini bahkan bisa menjadi pengingat bagi kita tentang masalah Kesehatan mental seseorang. Pesan yang dapat diambil dari film penuh kehangatan ini, salah satunya adalah biarkanlah orang lain menolongmu, sekali pun dia hanyalah orang bodoh bagimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H