Mohon tunggu...
Aulianita Listyani
Aulianita Listyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - (Alisty)

Menulis dengan mata, telinga, dan hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hitam Itu Tidak Akan Terlihat

25 Desember 2021   15:46 Diperbarui: 6 Juni 2024   02:12 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laki-laki bertopi merah itu, Muallim Supra Yogi, lahir di Bangkalan, Madura. Dia adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya. Anak laki-laki ketiga dari Bapak Mohamad Rizki Sakroni dan Ibu Lailatul Istianah. Usianya masih 23 tahun, tapi pengalaman hidupnya luar biasa; pahit, asam, dan manis.


Saat ini, ia sedang berjuang di salah satu desa yang menjadi dampak erupsi gunung semeru.

Perjalanan hidupnya menyadarkanku bahwa hal-hal besar itu butuh waktu, butuh proses, seperti halnya kebaikan pula. Apa yang kita mulai, akan menjadi energi dan kisah yang memotivasi untuk memberikan kebermanfaatan dan kebahagiaan yang lebih dahsyat. Bahkan kebahagiaannya akan menembus segala ruang dan waktu. Menjelma menjadi sebuah perubahan dan harapan bagi saudara-saudara kita. Sejenak melupakan segala luka dan pengorbanan yang sementara ini.

Jangan pernah fokus pada pribadi kita, tapi fokus pada problematika yang kita selesaikan dan kehidupan yang akan kita sentuh. Kebaikan itu bisa menjadi sebuah pusaran, yang bisa menarik orang-orang terlibat pada kebaikan yang kita lakukan. Ya, saat ini mungkin yang kita lakukan kecil bahkan sederhana. Tapi apa yang tidak mungkin bagi Allah? Memiliki kuasa penuh serta kewenangan untuk membesarkan kebaikan yang kita lakukan.

Jika semua dilakukan dengan ikhlas hati dan mengharap ridhaNya, maka lihatlah bagaimana Allah membesarkan kita.

"Jika kita menyempurnakan niat, maka Allah akan menyempurnakan pertolonganNya."

Inspirasi menggerakkan hati dari tauladan yang kita lakukan, membuat orang yang enggan  berbuat baik, memulai untuk sebuah kebaikan. Jangan habiskan masa dan kesempatan kita hidup berlalu begitu saja, tanpa pencapaian, kebermanfaatan, dan kebahagiaan di sekitar kita. Masa muda kita terus berlalu, jangan berpangku tangan apalagi menyerah.

Mari berkarya dan menebar kebaikan, melebihi usia saat ini. Jangan biarkan masa muda kita tanpa sebuah pencapaian, hasilkan kebermanfaatan bagi banyak orang.

Buatlah kebaikan itu membumi dan melangit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun