Mohon tunggu...
AULIA NABILA NUR ISLAM
AULIA NABILA NUR ISLAM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Semarang

Hobi saya olahraga dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Usaha Pande Khas Pati

28 November 2024   19:06 Diperbarui: 28 November 2024   19:12 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Hartono pemilik usaha pande besi. Sumber:Foto/Aulia

Pande besi merujuk pada pengrajin yang memiliki keahlian khusus dalam mengolah logam, terutama besi, menjadi berbagai alat, salah satunya adalah sabit. Sebagai bagian dari perkembangan peradaban manusia, kebutuhan akan alat dan senjata yang lebih kuat mendorong kemajuan dalam teknik pengolahan besi. Peleburan besi menjadi dasar utama dalam industri pande besi. Hingga saat ini, usaha pande besi masih dapat ditemukan di berbagai daerah, termasuk Pati, Jawa Tengah, yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Di tempat usaha pande besi ini, besi digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat sabit. Proses pembuatan dimulai dengan pemanasan besi dalam bara api, kemudian dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Setelah dibentuk, besi dipalu agar lebih lebar dan kuat. Tahap akhir dari proses ini adalah pelapisan dengan pernis agar sabit tahan terhadap air dan tidak mudah berkarat.

Pak Hartono pemilik usaha pande besi. Sumber:Foto/Aulia
Pak Hartono pemilik usaha pande besi. Sumber:Foto/Aulia

Pande besi ini berfokus pada pembuatan sabit dan pedang, karena kedua alat tersebut memiliki permintaan yang tinggi dan relatif lebih mudah diproduksi. Usaha ini juga memberikan manfaat tambahan, yakni menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di desa saya.

Sabit-sabit yang dihasilkan dijual dengan kondisi sudah dipernis, dan proses penjualannya dilakukan melalui sistem setoran. Selain itu, tempat usaha pande besi saya juga telah menjadi lokasi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebanyak dua kali, memberikan dampak positif bagi perkembangan sosial dan ekonomi di desa kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun