Haii semua, perkenalkan dia Dewi Auliana Kurniasih semasa dibangku perkuliahan ia kerap disapa "aiana" gadis yang ceria dengan banyak tingkah ini sedang melanjutkan pendidikannya di IAIN Kendari. ia juga salah satu alumni dari man 1 kota bima di nusa tenggara barat, mungkin ada yang bertanya tanya kenapa tidak melanjutkan pendidikannya dikampus kampus ternama? jawabannya simple, tidak adanya restu orang tua. kedua orang tuanya menginginkan anak tengahnya ini melanjutkan pendidikannya di daerah asalnya. mungkin, dengan adanya ia gagal snbp salah satu penyebab tidak ada restu dari orang tuanya. dari seiringnya rasa kebingungan yang muncul satu persatu gadis ini mencari tahu kampus apa saja yang ada di Sulawesi tenggara. hari demi hari, ia menemukan satu kampus Islam di Sulawesi tenggara yaitu IAIN Kendari, ia melanjutkan pendaftaran melalui jalur SPAN PTKIN dengan menetapkan pilihannya diprodi manajemen bisnis syariah. Alhamdulillah ia lulus jalur tersebut, sempat ada sedikit konflik dengan orang tuanya "ko pergi mi mendaftar dikampus sebelah" gadis kecil ini sempat merasakan lelah, 3 tahun terakhir ia harus memaksimalkan nilainya. ia berusaha meyakinkan orang tuanya bahwa kampus yang ia pilih "IAIN Kendari" sudah tepat dan sesuai dengan doa doanya selama ini. ia yakin bahwa semua ini terjadi atas rencana Tuhannya. gambarannya gini, kita punya keinginan namun tuhan tau apa yang kita butuhkan. manusia boleh berencana, namun harus tetap menyisakan ruang iklas agar bisa menerima bahwa semua bisa saja tidak sesuai dengan rencananya.
selama berada di bangku perkuliahan saat semester satu ini, yang bisa dapat diambil sebagai pelajaran adalah bagaimana kita bisa mengatur waktu antara kuliah, pekerjaan atau kegiatan, tugas dan waktu untuk diri sendiri. selain itu belajar bagaimana menghargai satu sama lain, bisa membedakan mana yang tua mana yang muda. belajar bagaimana berbicara yang baik dan sopan. belajar berbicara didepan umum meskipun hanya sebatas presentasi kelas. dan masih banyak lagi tentunya. pada tanggal 14 Desember tepat diadakannya lomba lokal produk, ia menggunakan kesempatan itu sebagai pengalaman pertama berbicara didepan umum yang cukup luas jangkauannya, saingannya pun senior seniornya bahkan dari kampus kampus lain juga sebagai pesertanya. ia satu satunya angkatan2024 yang memilih maju ikut kompetisi ini. sehingga ia juga bisa memperluas relasi, terus bagaimana? menang atau tidak? jawabannya tidak!! namun itu bukan salah satu alasan untuk  mundur. ia maju didepan publik untuk berkembang bukan untuk menang. ia percaya proses yang terus menerus ia jalani, akan membuahkan hasil yang lebih berharga dari sebuah piala. piala bisa dibeli tapi pengalaman, waktu, kesempatan, tidak bisa terulang kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H