Mohon tunggu...
Aulia Muttaqin
Aulia Muttaqin Mohon Tunggu... -

Saya pria biasa saja. Mengayuh bahtera hidup dibelantara sang waktu yang terus bergulir.Berupaya melukis bulir bulir hari dengan pelangi ibadah, hingga alam dan Tuhan tersenyum.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bangsa Indonesia...Bangsa Penuh Ma'af...

20 Februari 2014   22:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai warga negara yang hidup sejak lahir dibumi Indonesia, seringkali saya merasa kagum terhadap bangsa atau masyarakat dibumi pertiwi. Saya banyak belajar tentang kesabaran dan rasa memaafkan yang tinggi disini. Walaupun masih belum 100 persen sebagai pembayar pajak yang baik, namun mayoritas masyarakat di Indonesia tetap setia membayar pajak ditengah buruknya pelayanan publik yang diberikan para pelayan mereka. Jalan yang berlubang, air bersih yang masih susah, listrik yang byarpet, kesehatan yang mahal, sekolah yang mahal sampai urusan rekreasi yang masih langka. Hal ini teruatama terjadi di wilayah RI bagian tengah dan timur.

Saya semakin tergelitik untuk menulis mengenai "pelayanan publik" ini, sejak membaca suatu berita yang sangat miris. Yaitu berita tentang seorang anak kecil berusia 9 tahun mengalami cacat seumur hidup akibat tersengat aliran listrik dari kabel listrik PLN yang tidak terbungkus dengan baik didepan rumahnya. Setelah koma dan berjuang beberapa bulan, akhirnya anak ini bisa tertolong, walaupun mengalami cacat seumur hidup karena tangan kanannya sudah tak berfungsi.

Kekaguman saya semakin membuncah, setelah mengikuti berita ini karena tidak seorangpun dari keluarga atau masyarakat sekitar yang marah terhadap PLN. Mereka menganggap ini semata musibah dan mereka atasi sendiri.

Saya jadi teringat beberapa tahun yang lalu membaca sebuah artikel, bagaimana seorang warga masyarakat di Jepang memenangkan tuntutan "class action" kepada pemerintah dipengadilan setempat hanya karena ia terjatuh ketika naik sepeda akibat lubang kecil dijalan raya. Pemerintah setempat harus mengganti rugi milyaran rupiah dan meminta ma'af dimedia. Padahal hanya lubang kecil dan lecet dikaki.

Jadi bagaimana menurut anda ? Pema'afkah bangsa ini ?


Penulis seorang psikolog pemerhati sosial, tinggal di Samarinda Kalimantan Timur

Sebuah pulau besar dinegara besar, yang masih langka listrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun