Mohon tunggu...
Aulia Mirliani Safitri
Aulia Mirliani Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilang Eksistensi Permainan Tradisional Akibat Adanya Era Digitalisasi

5 November 2023   18:14 Diperbarui: 7 November 2023   05:28 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi dan pergeseran budaya membawa dampak pada pola hidup dan perilaku masyarakat. Salah satunya adalah permainan tradisional, permainan tradisional ini selain mengandung nilai menghibur juga mengandung nilai sejarah, sosial, dan edukatif yang tinggi. Era digitalisasi ini memberikan dampak yang signifikan terhadap eksistensi permainan tradisional. Selain menghilangkan eksistensi permainan tradisional era digitalisasi ini juga akan menghilangkan sebagian warisan budaya yang ada. Menurut saya, saat ini generasi Z cenderung menghabiskan waktunya untuk menatap layar dari pada untuk sekedar bermain permainan tradisional dengan teman sebayanya. Hal ini menjadikan permainan tradisional mulai dilupakan bahkan terancam punah.

 Urbanisasi masyarakat juga turut mempengaruhi menurunya minat anak muda untuk bermain permainan tradisional. Daerah perkotaan yang cenderung tidak memiliki lahan terbuka dan fasilitas yang memadai untuk permainan tradisional. Hal ini mengakibatkan terbatasnya akses dan kesempatan untuk melakukan permainan trasdisional, khususnya untuk anak-anak. Kurangnya dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pelestarian permainan tradisional juga dapat menjadi faktor krusial. Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mempromosikan permainan tradisional, misalnya mengadakan kompetisi atau festival yang mengangkat tema permainan tradisional, selain itu permainan tradisional juga dapat dipromosikan lewat lembaga pendidikan, misalnya dengan cara pihak sekolah menyedikan ruang untuk bermain ketika jam-jam istirahat, sehingga anak-anak bisa mengisi waktu istirahatnya dengan permainan tradisional tersebut. Generasi muda sekarang cenderung mudah terdorong oleh trend dan teknologi modern. Sebagian mengatakan bahwa mainan tradisional itu kuno dan tidak menarik, untuk memainkanya pun butuh ruang dan fasilitas yang lumayan ribet, sedangkan jika kita menggunakan gadget, kita cukup duduk di rumah dan menatap layar handphone.

dailysia.com
dailysia.com

Dalam menghadapi tantangan di era ini, menjaga eksistensi permainan tradisional merupakan kewajiban dalam melestarikan dan mempertahankan warisan budaya yang ada. Hal ini, dilakukan agar permainan tradisional dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi yang akan datang. Misalnya dengan cara mengadakan festival budaya dan permainan tradisional atau dengan cara kita mengajarkan cara bermain tradisional kepada generasi selanjutnya.  Jika jaman dahulu anak-anak pulang sekolah menghabiskan waktu untuk bermainan dengan teman sebanya, seperti permainan congklak, permainan bola bekel, layang-layang, petak umpet, lompat tali, dan lain sebagainya.  Sedangkan di jaman sekarang anak-anak lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain gadgetnya di rumah. Cepat atau lambat permainan tradisional terancam punah apabila tidak dilestarikan dan diwariskan oleh generasi selanjutnya. Namun adanya perkembangan teknologi ini, masyarakat lebih mudah untuk mengadopsi teknologi yang praktis dan tidak membutuhkan peralatan dan ruang.  Kita sebagai generasi muda harus memiliki banyak inovasi untuk menggabungkan antara permainan tradisional dengan permainan modern, agar permainan tradisional masih relevan dengan jaman digitalisasi saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun