Saya cuma tergelitik aja mendengar pernyataan Sutan "ngeri-ngeri sedap" Bathoegana kemarin dalam wawancara di TvOne perihal penolakan Komisi III terhadap Ruhut Sitompul.
Dalam sebuah lontaran pernyataan, ia berkata begini kurang lebih: "Dalam politik itu biasa. Demokrat pun juga bisa berubah-ubah. Hari ini A, besok B."
Ya boleh lah dia berkata seperti itu. Sebagian dari pernyataan itu memang patut disepakati, bahwa dalam politik apapun bisa berubah, bahkan secara dramatis-tragis.
Tapi saya teringat dengan kasus PKS yang lalu ketika mereka menolak untuk bersepakat dengan Setgab mengenai rencana penaikan harga BBM.
Pada saat itu, petinggi Partai Demokrat semua merespon sikap PKS dengan amat keras. Bahkan, wakil ketumnya, Nurhayati Assegaf (yang microexpression-nya sungguh menyebalkan, dengan senyum liciknya-pendapat pribadi), menyindir keras PKS sebagai partai dakwah yang berkhianat.
Kini, saat terhimpit dengan penolakan fraksi-fraksi di Komisi III (sebagiannya fraksi partai-partai yang berada di Setgab, termasuk PPP dengan Ahmad Yani-nya yang vokal), Sutan sebagai representasi PD melontarkan pernyataan ini, bahwa mereka bisa berubah-ubah pendapat.
Well, silahkan Anda menilai sendiri deh kelakukan orang-orang di PD ini, terutama yang suaranya vokal-vokal.
Biar kelak pengadilan akhirat memberikan keadilan yang seadil-adilnya bagi setiap kata yang diucapkan oleh para politisi kita.
Salam hormat
@bukan_ustad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H