Indonesia memang bukan bagian dari Timur Tengah, namun posisinya terhadap kemerdekaan Palestina cukup aktif. Tak hanya vokal saat rapat-rapat di PBB, Indonesia bahkan memiliki rumah sakit khusus di Gaza yang kini telah hancur dikarenakan serangan Israel.
Potensi perang ini meluas pun diyakini kuat mengingat ketidakpercayaan masyarakat dunia secara luas terhadap sistem dan tatanan yang ada saat ini. PBB dibentuk dengan memberikan hak khusus terhadap pemenang Perang Dunia Kedua, salah satunya Amerika Serikat. Hak asasi manusia yang demokratis pun menjadi azas umum negara-negara saat ini, mengingat fasisme Italia dan Jerman yang dikalahkan saat itu. Namun, pembelaan Amerika Serikat terhadap Israel tentu menimbulkan banyak pertanyaan terhadap konsistensi mereka terhadap nilai yang mereka bangun sendiri terhadap negara-negara lainnya.
Atas dasar itu, tak sepenuhnya salah apabila Prabowo Subianto benar-benar akan menerapkan wajib militer.
Ketakutan Dwifungsi ABRI
Meskipun begitu, Indonesia punya sejarah kelam dengan kepemimpinan berlatar belakang militer. 32 tahun lamanya kita dipimpin oleh Jenderal Soeharto, yang memimpin dengan gaya otoritarianisme khas militer. Tentara pun masuk ke sanubari kehidupan masyarakat.
Salah satu yang melekat dalam ingatan adalah dwifungsi ABRI. Tentara, yang seharusnya berada di barak militer semacam memiliki hak khusus untuk masuk ke ranah sipil kehidupan bermasyarakat. Penunjukkan kepala daerah oleh Soeharto, misalnya, kerap menunjuk mereka yang berlatar belakang militer.
Reformasi telah mengamanatkan pemisahan tentara dari kehidupan sipil. Namun, dimulainya Kabinet Merah Putih dengan ospek gaya militer pun sudah menimbulkan banyak pertanyaan, mengingat jabatan menteri-menteri tersebut adalah jabatan-jabatan sipil yang seharusnya dijauhi dari gaya-gaya militeristik. Meski tak secara langsung menerapkan dwifungsi ABRI, ospek bergaya militer tersebut terlihat seperti 'ancang-ancang' ke arah sana.
Pada akhirnya, posisi Indonesia di dunia pertahanan internasional, hingga bagaimana tentara akan berperan di kalangan sipil, hanya Prabowo Subianto seorang lah yang dapat menjawabnya.
REFERENSI:
Alinea.id. (2024, Oktober 26). Makna "ospek militeristik" penghuni kabinet Prabowo di Lembah Tidar. https://www.alinea.id/politik/makna-ospek-militeristik-kabinet-prabowo-dilembah-tidar-b2kGg9QHi
BBC News. (2024, Oktober 25). Di balik pembekalan Kabinet Merah Putih ala Presiden Prabowo -- Bukan militeristik, lalu apa?. https://www.bbc.com/indonesia/articles/c3dev1r0vllo