Mohon tunggu...
Aulia Lun Ananda Putri
Aulia Lun Ananda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mulawarman Program Studi Ilmu Komunikasi

Halo! Komunikasi adalah pilar utama dalam kehidupan kita!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kekayaan Makna Merah Putih dari Sabang Sampai Merauke

13 Desember 2023   16:12 Diperbarui: 13 Desember 2023   16:18 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Indonesia, merah darahku! Putih tulangku, bersatu dalam semangatmu!"

Lirik lagu penuh rasa cinta tanah air yang dipopulerkan oleh Gombloh tak pernah absen setiap kali bulan Agustus tiba. Pun setiap sudut tempat diramaikan dengan ornamen berwarna merah dan putih. Tetapi sebenarnya warna merah dan putih tidak hanya hadir di setiap bulan Agustus---mereka selalu ada sejak kemarin, bulan lalu, tahun lalu, bahkan berabad-abad lalu.

Warna hadir sebagai pelengkap dalam memaknai berbagai hal. Diterima hanya dengan netra, kita dapat menggali arti mendalam yang mampu membangkitkan berbagai emosi dalam jiwa manusia. Warna menjadi perantara untuk mengekspresikan identitas serta menyampaikan pesan untuk membentuk persepsi khalayak.

Salah satu pengaplikasian warna terdapat pada bendera suatu negara. Di Indonesia, Bendera Merah Putih menjadi simbol bangsa dan erat kaitannya dengan sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara yang menggunakan warna merah dan putih sebagai panji kerajaan. Sehingga, warna merah dan putih memiliki banyak makna jika dilihat dari pandangan budaya berbagai suku di Indonesia. Lantas, sebenarnya apa makna dari warna merah dan putih?

Bendera Kerajaan Majapahit (sumber: Wikipedia)
Bendera Kerajaan Majapahit (sumber: Wikipedia)

Dikutip dari laman Indonesia.go.id, Sensus BPS tahun 2010 menemukan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku bangsa dengan jumlah 1.340 suku bangsa. Berikut penulis sajikan pemaknaan warna merah dan putih dari 4 suku bangsa.

Dalam budaya suku Jawa, warna merah dan putih bersanding dalam sesaji jenang mancawarna yang terdapat pada upacara selamatan daur hidup masyarakat Jawa. Sesaji ini merupakan pengingat agar anak selalu berbakti karena perjuangan Ibu yang bertaruh nyawa saat melahirkan. Jenang abang (merah) sebagai simbol watman alias rasa khawatir ibu saat melahirkan dan jenang putih (putih) sebagai simbol wahman alias penggambaran air ketuban. Terdapat makna lain pula, warna dalam jenang mancawarna berisi harapan agar anasir dan roh ilahi menyatu secara utuh, agar janin memperoleh keseimbangan, keserasian dan keharmonisan---abang merupakan simbol arah selatan dan unsur api, serta putih merupakan simbol arah timur dan unsur air.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi
  • Budaya Bugis

Dalam budaya suku Bugis, pembagian aturan warna dapat kita lihat dari baju tradisional wanitanya. Ketika perempuan suku Bugis sudah berusia 17-25 tahun, telah menikah, dan memiliki anak---mereka akan menggunakan baju Bodo berwarna merah dengan kain berlapis. Warna merah digunakan karena memiliki filosofi bahwa perempuan tersebut dianggap sudah mengeluarkan darah dari rahimnya (telah melahirkan). Kemudian, baju Bodo berwarna putih dipakai oleh para inang raja atau bissu---mereka dianggap memiliki titisan darah berwarna putih dan mampu menjadi jembatan antara kayangan, dunia nyata, serta dunia roh.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi
  • Budaya Dayak Taman

Dalam budaya suku Dayak Taman, terdapat manik berwarna merah (dadara') dan putih (bu'burak) pada pakaian penari dalam rangka menyambut pengantin. Manik dadara' disimbolkan sebagai keberanian dalam kehidupan remaja, di mana individu sudah mampu memilah hal baik dan buruk dalam hidupnya. Kemudian, manik bu'burak disimbolkan sebagai keberadaan Tuhan yang memaknai kehidupan baru.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi
  • Budaya Nias

Dalam budaya suku Nias, warna dalam pakaian menjadi penentu status sosial individu. Pakaian adat berwarna merah dihias dengan corak segitiga memiliki simbol darah dan keberanian yang menunjukkan kapabilitas seorang prajurit. Sedangkan, pakaian adat berwarna putih dipakai oleh pemuka agama kuno (ere) dan memiliki simbol kesucian, kemurnian, serta kedamaian.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Ketika menyimak pemaknaan warna merah dan putih dari keempat suku di atas, penulis menyadari bahwa terdapat kesamaan yang signifikan antarbudaya satu dengan yang lain. Walaupun warna merah dan putih ditemui pada objek yang berbeda, simbol keberanian dan kesucian melekat erat. Warna merah dan putih mengisi relung masyarakat multikultural dengan makna yang konsisten.

Warna sebagai ekspresi identitas dan penyampai pesan memiliki peranan besar dalam menyatukan sebuah persepsi dan penilaian terhadap sesuatu. Warna merah dan putih sebagai simbol bangsa Indonesia dapat kita simpulkan sebagai bukti masyarakat yang selalu menekankan dan menyeimbangkan keberanian dan kesucian dalam menjalani kehidupan berbangsa. Bahkan dengan implementasi warna pada budaya suku adat yang berbeda, kita sepakat bahwa nilai keberanian dan kesucian harus selalu beriringan demi melengkapi dan menyempurnakan kita yang satu---Bangsa Indonesia.

Ditulis oleh: Aulia Lun Ananda Putri dan Muhamad Rafly Pratama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun