Mohon tunggu...
Aulia Lia
Aulia Lia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Olahraga dan Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Game Online terhadap Perkembangan Perserta Didik

23 Juli 2024   09:32 Diperbarui: 23 Juli 2024   09:32 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di era digital yang semakin maju seperti sekarang ini, game online telah menjadi fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan remaja Indonesia saat ini. Meskipun memiliki beberapa manfaat seperti meningkatkan keterampilan problem-solving dan koordinasi mata-tangan, game online juga membawa dampak negatif yang perlu diwaspadai. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Novrialdy (2019), kecanduan game online dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, isolasi sosial, dan gangguan kesehatan mental pada peserta didik.

Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh Jannah et al (2015) menunjukkan bahwa remaja yang kecanduan game online cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola waktu dan memiliki kemampuan sosial yang kurang berkembang. Namun, Putra et al (2017) berpendapat bahwa dampak game online tidak selalu negatif jika dimainkan secara bijak dan terkontrol. Mereka menyarankan peran aktif orang tua dan pendidik dalam membimbing peserta didik untuk memanfaatkan teknologi secara positif. Penting bagi semua pihak untuk memahami dan menyikapi fenomena game online secara bijaksana demi perkembangan optimal peserta didik di era digital ini.

Seperti kita tahu di satu sisi, game online dapat menjadi wadah kreativitas dan pengembangan keterampilan. Banyak game yang menuntut pemainnya untuk berpikir strategis, memecahkan masalah kompleks, dan berkolaborasi dalam tim virtual. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif, daya analisis, dan keterampilan sosial dalam konteks digital. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa game tertentu dapat meningkatkan kemampuan berbahasa asing dan pemahaman lintas budaya, terutama ketika pemain berinteraksi dengan komunitas global.

Namun, di sisi lain, intensitas bermain game online yang berlebihan dapat membawa konsekuensi serius. Kecanduan game online telah menjadi kekhawatiran utama bagi para pendidik dan orang tua. Peserta didik yang terjebak dalam pusaran kecanduan ini sering mengalami penurunan drastis dalam prestasi akademik. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah tersita oleh jam-jam yang dihabiskan di depan layar. Lebih dari itu, isolasi sosial menjadi ancaman nyata ketika interaksi virtual menggantikan hubungan interpersonal di dunia nyata. Beberapa kasus menunjukkan bahwa remaja pecandu game online mengalami kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat dengan teman sebaya dan keluarga.

Aspek kesehatan juga tidak luput dari dampak negatif game online. Jam-jam panjang yang dihabiskan dalam posisi statis di depan layar dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, mulai dari gangguan penglihatan hingga postur tubuh yang buruk. Lebih mengkhawatirkan lagi, beberapa penelitian mengindikasikan adanya korelasi antara kecanduan game online dengan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan mood lainnya. Fenomena "gaming disorder" bahkan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kondisi kesehatan mental yang perlu perhatian serius.

Menyikapi realitas ini, para ahli pendidikan dan psikologi menekankan pentingnya pendekatan seimbang. Alih-alih melarang total, yang sering kali kontraproduktif, mereka menyarankan penggunaan game online secara bijak dan terkontrol. Orang tua dan pendidik diharapkan dapat berperan aktif dalam membimbing peserta didik untuk memanfaatkan teknologi secara positif. Ini bisa dilakukan melalui penetapan batasan waktu bermain, pemilihan game yang edukatif, dan mendorong aktivitas offline yang menarik. Beberapa sekolah di Indonesia bahkan mulai mengintegrasikan elemen gamifikasi dalam kurikulum mereka, memanfaatkan daya tarik game untuk meningkatkan engagement siswa dalam pembelajaran.

Pada akhirnya, tantangan terbesar adalah menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan potensi positif game online dan pencegahan dampak negatifnya. Diperlukan kolaborasi antara peserta didik, orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat dan kondusif bagi perkembangan generasi muda. Dengan pendekatan yang tepat, game online bisa menjadi alat yang powerful untuk mendukung proses pembelajaran dan pengembangan diri peserta didik, alih-alih menjadi hambatan. Dalam era digital yang terus berkembang, kemampuan untuk menavigasi dunia game online secara bijak akan menjadi keterampilan krusial bagi peserta didik dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan.

Sumber Referensi :

Novrialdy, E. (2019). Kecanduan Game Online pada Remaja: Dampak dan Pencegahannya. Buletin Psikologi, 27(2), 148-158.

Jannah, N., Mudjiran, M., & Nirwana, H. (2015). Hubungan Kecanduan Game dengan Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. Konselor, 4(4), 200-207.

Nama : Aulia Permata Sari

NIM : 2300003015

Kelas : A

Dosen Pengampu : Dr. Riana Mashar, M.Si.,Psikolog

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun