Mohon tunggu...
Aulia Latifah
Aulia Latifah Mohon Tunggu... -

senang belajar tentang kehidupan :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia dan Optimisme

25 September 2012   17:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:42 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Indonesia adalah negara yang sangat kaya dalam berbagai aspek, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Negara kepulauan ini pun sangat kaya akan berbagai kebudayaan, mulai dari rumah, pakaian, makanan, bahkan hingga bahasa. Kita patut bangga akan hal ini karena tidak banyak negara yang memiliki kekayaan budaya sebanyak yang kita miliki. Bangga dengan kekayaan bahasa daerah yang kita miliki saja belum cukup. Kita tentu harus lebih bangga dengan bahasa yang memersatukan kekayaan bahasa daerah tadi, yaitu bahasa Indonesia.

Mengapa? Karena bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa. Ialah yang memersatukan Indonesia dengan beragam bahasa daerahnya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa biasa karena bahasa ini dilahirkan dengan perjuangan. Sumpah pemuda menjadi saksi sekaligus bukti perjuangan tersebut. Bahasa ini lahir dengan keringat, air mata, hingga darah para pahlawan. Sekali lagi, kita juga patut bangga atas hal ini. Karena mungkin hanya ada beberapa negara yang bahasa nasionalnya lahir dengan perjuangan.

Saat ini kita banyak menemukan banyak orang, terutama para remaja, yang tidak mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Mereka lebih bangga saat mereka mampu berbicara dengan bahasa asing, dari negara manapun itu. Tidak hanya dalam hal berbahasa, namun juga dalam hal berpakaian dan menggunakan produk-produk tertentu, mereka seringkali lebih bangga terhadap negara lain dibandingkan negara sendiri.

Fenomena tersebut adalah sebuah “penyakit” yang harus segera diobati. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan menumbuhkan kembali rasa nasionalisme. Jika saja semua orang menyadari betul besarnya perjuangan para pendahulu kita dalam memerjuangkan bangsa kita ini, tentu mereka akan lebih menghargai, bahkan bangga dengan bahasa nasionalnya sendiri.

Kita perlu menumbuhkan rasa nasionalisme itu pada masyarakat Insonesia sedini mungkin. Hal ini bisa kita aplikasikan dengan memperkenalkan bagaimana bahasa ini lahir dengan cara yang menyenangkan pada anak-anak, baik di lingkungan sekolah, maupun di rumah. Perlu guru dan orang tua yang memberikan teladan yang baik serta memberikan pengajaran yang tidak membuat jenuh.

Banyak orang Indonesia yang tidak bangga dengan bahasa nasionalnya sendiri, namun saya yakin bahwa orang Indonesia yang bangga terhadap bahasanya sendiri masih ada. Salah satu buktinya adalah dengan adanya lomba penulisan ini. Banyaknya orang yang berpartisipasi membuat para pembaca, bahkan partisipan sendiri lebih luas wawasannya tentang bahasa Indonesia dan semakin bangga dengan bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun